[Al Islam 636] Sistem pemerintahan yang diberlakukan
sekarang –yakni Kapitalis Sekuler– telah nyata gagal memberikan
kesejahteraan. Seorang perempuan yang sejatinya adalah seorang istri dan
ibu bagi anak-anaknya, dalam sistem kapitalis telah berubah menjadi
mesin ekonomi. Dalam sistem kapitalis,
Jumat, 21 Desember 2012
Budaya Natal Ancam Akidah Umat
[Al Islam 635] Seusai menghadap presiden SBY untuk
audiensi tentang kesiapan penyelenggaraan perayaan puncak Natal 2012,
ketua panitia Perayaan Natal Nasional, Nafsiah Mboy yang juga menteri
Keluarnya Resolusi Internasional bahwa Palestina Hanya Tepi Barat dan Jalur Gaza Saja, Merupakan Penghiburan, Ratapan, ataukah Pesta yang Dirayakan dan Sikap Heroik?
Al-Islam edisi 634, 7 Desember 2012 – 23 Muharram 1434
Keluarnya Resolusi
Internasional bahwa Palestina Hanya Tepi Barat dan Jalur Gaza Saja,
Merupakan Penghiburan, Ratapan, ataukah Pesta yang Dirayakan dan Sikap
Heroik?
Pangkal Kisruh BBM Bersubsidi: Liberalisasi Migas
[Al-Islam 633] Pemerintah tak akan merealisasikan
wacana satu hari tanpa BBM bersubsidi untuk melakukan penghematan.
Pasalnya, besaran angka penghematan tak signifikan, apalagi
dikhawatirkan akan ada gejolak di tengah masyarakat akibat tak adanya
BBM bersubsidi (Kompas.com, 27/11).
Refleksi Hijrah: Menyongsong Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah
[Al-Islam 631] Kita sudah memasuki tahun baru 1434
hijriyah. Tentu tidak seharusnya kesemarakan menyambut tahun baru
hijriyah ini hanya sekadar perayaan seperti halnya semarak penyambutan
tahun baru masehi.
Senin, 26 November 2012
Senin, 12 November 2012
Gelar Ksatria Untuk Presiden SBY: Tidak Ada Makan Siang Gratis
[Al Islam 630] Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
mendapat penghargaan gelar Knight Grand Cross in the Order of the
Bath dari Ratu Kerajaan Inggris Ratu Elizabeth II. Penghargaan dari
Kerajaan Inggris ini diperlihatkan kepada Presiden SBY dan Ibu Ani oleh
Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip seusai jamuan santap siang di
Blue Drawing Room, Istana Buckingham, London, Inggris, Rabu (31/10)
pukul 14.30 waktu setempat.
Kuasai Kembali Migas Milik Rakyat
Rabu, 07 November 2012
Jumat, 26 Oktober 2012
Kode Warna
Terima kasih atas kunjungan teman-teman semua yang mau singgah dan mampir sebenta di blog saya ini. pada kesempatan kali ini saya akan mempublikasikan beberapa kode-kode warna. dimana kode-kode ini
Renungan Idul Adha Korbankan “Ismail”-mu (Ketaatan dan Pengorbanan untuk Tegaknya Syariah dan Khilafah)
[Al-Islam 628] Hari ini kaum muslimin di seluruh
dunia menggemakan pujian atas kebesaran Allah Swt. Langit pun bergemuruh
dengan suara takbir, tahlil dan tahmid. Sementara itu lebih dari 2 juta
saudara kita kaum muslimin lainnya saat ini berada di tanah suci tengah
menunaikan ibadah haji.
Jumat, 19 Oktober 2012
Vonis Mati Bandar Narkoba Dibatalkan Peredaran Narkoba Kencang
[Al Islam 627] Juru Bicara MA Djoko Sarwoko dalam
jumpa pers, Jumat (12/10/2012), menuturkan bahwa presiden Yudhoyono
mengabulkan permohonan grasi terpidana mati kasus narkoba Deni Setia
Maharwan alias Rafi dan Merika Pranola alias Ola alias Tania dan
mengubah hukuman keduanya menjadi penjara seumur hidup. Grasi kepada
Deni diberikan melalui Keppres Nomor 7/G/2012 tanggal 25 Januari 2012.
Sedangkan grasi untuk Ola yang satu kelompok dengan Deni diberikan pada
26 September 2011 dengan Keppres Nomor 35/G/2011. Presiden SBY melalui
Keppres Nomor 22/G/2012 tanggal 15 Mei 2012 juga memberikan grasi kepada
Schapelle Leigh Corby (34 th) warga Australia narapidana narkoba di LP
Kerobokan Bali dan mengurangi hukumannya dari 20 tahun menjadi 15 tahun.
Mimpi Pemberantasan Korupsi
[Al Islam 626] Setelah ditunggu-tunggu, Presiden Susilo bambang Yudhoyono akhirnya tegas memerintahkan Polri untuk menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus hukum dugaan korupsi simulator mengemudi di Korps Lalu Lintas Polri kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (Kompas, 9/10). Itu adalah salah satu kesimpulan dari pidato Presiden SBY pada senin malam (8/10).
Minggu, 07 Oktober 2012
Problem Kesejahteraan
[Al Islam 625] Ribuan buruh melakukan aksi
besar-besaran di 35 kabupaten/kota, di 12 provinsi. Aksi itu merupakan
realisasi dari rencana mogok nasional untuk menyuarakan dan
memperjuangkan tuntutan atas penghapusan sistem lepas daya (outsourching), perbaikan tingkat upah, dan pemberian jaminan sosial kesehatan mulai 2014. Intinya adalah tuntutan peningkatan kesejahteraan
Rohis : Persemaian Keshalehan Bukan Sarang Teroris
z[Al Islam 624] Dalam dua minggu belakangan muncul
semaca “tuduhan”, Rohis menjadi sarang teroris. Pemicunya dalah dialog
dalam Program Metro Hari Ini, Edisi 5 September, di Metro TV dengan tag line
yang provokatif “Awas, Generasi Baru Teroris”. Dalam acara itu
ditampilkan info grafis pola rekrutmen teroris muda: 1. Sasarannya
siswa SMP akhir – SMA dari sekolah-sekolah umum; 2. Masuk melalui
program ekstra kurikuler di masjid-masjid sekolah; 3. Siswa-siswi yang
terlihat tertarik kemudian diajak diskusi di luar sekolah; 4. Dijejali
berbagai kondisi sosial yang buruk, penguasa korup, keadilan tidak
seimbang; dan 5. Dijejali dengan doktrin bahwa penguasa adalah
thoghut/kafir/musuh
Ya Khalifah: Keparat-keparat Amerika Melecehkan Rasulullah Saw Sementara para Penguasa Kaum Muslimin Tidak Berani
Al-Islam edisi 623, 21 September 2012-5 Dzulqa’dah 1433 H
Pernyataan Maktab I’lami Pusat Hizbut Tahrir
Wacana Sertifikasi Ulama ala BNPT: Percobaan Kriminalisasi Ulama dan Pemikiran Islam!
[Al Islam 622] Dalam seminar “Teror Tak Kunjung
Usai” Direktur Deradikalisasi BNPT, Irfan Idris, mewacanakan
sertifikasi dai dan ustadz. Menurutnya, dengan sertifikasi, maka
pemerintah dapat mengukur sejauh mana peran ulama dalam menumbuhkan
gerakan radikal sehingga dapat diantisipasi. Ia mencontohkan di
Singapura dan Arab Saudi hal itu telah berjalan efektif mencegah
terjadinya radikalisme agama (lihat, detiknews.com, 8/9)
BENTROK SAMPANG: Antara Perbedaan Paham dan Kepentingan Politik
[Al Islam 521] Bentrok antar warga kembali meletus
pada 26 Agustus di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan
Omben dan Desa Blu’uran, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang,
Madura. Bentrok itu terjadi antara dua kelompok pengikut Tajul Muluk
yang berfaham Syi’ah dengan warga Karang Gayam dan Blu’uran yang
berfaham Ahlus Sunnah
Urbanisasi dan Buruknya Ri’ayah Oleh Negara
Al-Islam edisi 620, 31 Agustus 2012 – 13 Syawal 1433 H
Rakyat negeri ini masih terus merasakan buruknya ri’ayah atas kepentingan dan urusan mereka. Hal itu tercermin dari masalah kecelakaan lalu lintas selama mudik, masalah urbanisasi dan ketimpangan pembangunan, dan sebagainya
Rakyat negeri ini masih terus merasakan buruknya ri’ayah atas kepentingan dan urusan mereka. Hal itu tercermin dari masalah kecelakaan lalu lintas selama mudik, masalah urbanisasi dan ketimpangan pembangunan, dan sebagainya
Renungan Akhir Ramadhan: Kokohkan Iman, Tegakkan Syariah dan Khilafah
[Al Islam 619] Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberi
kita kesempatan menikmati keberkahan bulan Ramadhan dan menyampaikan
kita ke sepuluh hari terakhirnya. Semoga Allah SWT izinkan kita
menyempurnakan Ramadhan ini dengan shaum dan segenap amalan ibadah dan
ketaatan di dalamnya serta meraih derajat takwa. Hingga tiba saatnya
nanti gema takbîr, tahlîl, dan tahmîd kita
kumandangkan sebagai wujud kesadaran kita bahwa kita adalah kecil dan
hanya Dia yang Maha Agung, sebagai bukti ketundukan kita kepada-Nya
bahwa tidak ada ilâh yang wajib disembah kecuali Dia, dan
sebagai pernyataan syukur kita bahwa segenap kenikmatan yang kita
rasakan hanyalah berasal dari-Nya.
Menjadikan Al-Quran Sebagai Pedoman Hidup
[Al Islam 618] Peristiwa turunnya al-Quran di
bulan Ramadhan setiap tahun senantiasa diperingati, begitu pula tahun
ini seperti yang marak dilakukan pada hari-hari ini. Peringatan itu
dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas diturunkannya al-Quran.
Ramai dan semaraknya peringatan Nuzulul Quran di negeri ini patut
mendapat apresiasi. Namun tentu saja peringatan itu tidak boleh
berhenti hanya sebatas seremonial semata seperti yang terlihat selama
ini.
Pengkerdilan Al-Quran
Seruan “membumikan al-Quran” oleh orang-orang liberal dimaknai sebagai reaktualisasi al-Quran. Reaktualisasi al-Quran dimaknai bahwa kandungan al-Quran harus ditafsirkan sedemikian rupa hingga sejalan dengan realitas aktual. Agar al-Quran sejalan dengan perkembangan zaman modern maka harus ditafsirkan ulang supaya bisa sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan pemaknaan seperti itu akhirnya al-Quran ditundukkan pada perkembangan zaman. Bagaimana mungkin al-Quran justru ditundukkan pada realitas rusak saat ini, padahal al-Quran itu diturunkan untuk menjadi petunjuk hidup umat manusia?
Bahkan ada yang lebih lancang dengan menggugat keaslian al-Quran. Ada juga yang menuduh bahwa al-Quran itu tidak lepas dari ucapan dan pengungkapan Muhammad yang tidak bisa dilepaskan oleh pengaruh konteks zamannya. Seruan dan tuduhan seperti itu pada akhirnya justru akan merusak keyakinan umat akan kesucian al-Quran dan bahwa al-Quran itu merupakan wahyu dari Allah SWT baik lafazh maupun isinya sehingga pasti benar. Tak diragukan lagi bahwa seruan seperti itu bukan mendekatkan kepada al-Quran tapi sebaiknya justru menjauhkkan umat dari al-Quran. Sayangnya seruan yang berasal dari para orientalis itu justru diusung orang muslim yang dianggap intelektual. Tentu saja seruan itu dan semacamnya harus diwaspadai oleh umat siapapun yang membawanya.
Disamping semua itu, juga ada beberapa sikap keliru terhadap al-Quran. Kadang kala yang terjadi adalah mistikasi al-Quran. Al-Quran diangap sebagai ajimat pengusir setan. Padahal, al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi umat manusia, penjelasan atas petunjuk itu dan pembeda antara hak dan batil, benar dan salah, baik dan buruk serta terpuji dan tercela.
Begitu juga, sudah mentradisi, setiap tahun turunnya al-Quran dirayakan secara seremonial. Al-Quran dibaca dan didendangkan dengan merdu di arena MTQ, tadarusan al-Quran juga marak, dsb. Namun sayang, aktivitas tersebut belum diikuti dengan pemahaman atas maksud diturunkannya al-Quran. Al-Quran yang diturunkan sebagai solusi atas persoalan yang dihadapi oleh umat manusia, justru dijauhkan dari kehidupan.
Al-Quran merupakan kalamullah dan membacanya merupakan ibadah. Betul, bagi seorang Muslim, sekadar membacanya saja berpahala (Lihat: QS al-Fathir [35]: 29), bahkan pahala itu diberikan atas setiap huruf al-Quran yang dibaca. Akan tetapi, yang dituntut oleh Islam selanjutnya adalah penerapan atas apa yang dibaca. Sebab, al-Quran bukan sekedar bacaan dan kumpulan pengetahuan semata, tetapi petunjuk hidup bagi manusia. Al-Quran tidak hanya sekadar dibaca dan dihapalkan saja, melainkan juga harus dipahami dan diamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari.
Sering kita mendengar pernyataan bahwa al-Quran adalah pedoman hidup. Tetapi nyatanya al-Quran tidak dijadikan sebagai sumber hukum untuk mengatur kehidupan. Al-Quran hanya diambil aspek moralnya saja sementara ketentuan dan hukum-hukumnya justru ditinggalkan.
Semua sikap itu sering diklaim sebagai sikap mengagungkan al-Quran. Disadari atau tidak semua sikap itu masih terjadi di tengah masyarakat. Padahal sesungguhnya sikap-sikap itu bukan bentuk pengagungan terhadap al-Quran, tapi sebaliknya justru pengkerdilan terhadap al-Quran. Bahkan boleh jadi semua itu termasuk sikap yang diadukan oleh Rasulullah saw dalam firman Allah SWT:
Imam Ibn Katsir dalam kitab tafsirnya, Tafsîr al-Qurân al-’Azhîm, mencontohkan sikap hajr al-Qurân (meninggalkan atau mengabaikan al-Quran). Diantaranya adalah menolak untuk mengimani dan membenarkan al-Quran; tidak mau menyimak dan mendengarkannya, bahkan membuat kegaduhan dan pembicaraan lain sehingga tidak mendengar al-Quran saat dibacakan; tidak mentadaburi dan memahaminya; tidak mengamalkan dan mematuhi perintah dan larangannya, dan berpaling darinya lalu berpaling kepada selainnya, baik berupa syair, ucapan, nyanyian, permainan, ucapan, atau thariqah yang diambil dari selain al-Quran.
Selain itu Allah SWT mensifati kaum yang melakukan hal itu dengan sifat yang sangat jelek. Hal itu seperti ketika Allah SWT mensifati kaum Yahudi di dalam firman-Nya:
Melalui ayat tersebut, Allah mensifati kaum yang memikul wahyu tanpa melaksanakannya laksana keledai yang membawa kitab-kitab tebal. Apa yang ada dalam perasaan kita ketika kita tidak melaksanakan al-Quran, lalu Allah SWT mengumpamakan kita seperti keledai? Orang yang beriman, bertakwa dan rindu akan ridla Allah Swt. Niscaya akan meneteskan air mata jika disebut begitu oleh Zat yang dia harapkan ampunan-Nya.
Menjadikan Al-Quran Sebagai Pedoman Hidup
Al-Quran sejatinya diturunkan oleh Allah untuk menjadi petunjuk, penjelasan atas petunjuk itu dan pembeda antara hak dan batil, benar dan salah, baik dan buruk serta terpuji dan tercela. Karenanya al-Quran itu harus dijadikan pedoman hidup. Untuk itu keimanan terhadap al-Quran haruslah totalitas, keseluruhannya, bagian per bagiannya, dan ayat per ayat yang ada di dalamnya. Mengingkari satu ayat al-Quran telah cukup menjerumuskan seseorang dalam kekafiran (QS. an-Nisa’ [04]:150-151).
Keimanan terhadap al-Quran itu mengharuskan untuk tidak bersikap ‘diskriminatif’ terhadap seluruh isi dan kandungan al-Quran. Tidak boleh terjadi, sikap bisa menerima tanpa reserve hukum-hukum ibadah atau akhlak, tetapi menolak hukum-hukum al-Quran tentang kekuasaan, pemerintahan, ekonomi, pidana, atau hubungan internasional. Sebab semuanya sama-sama berasal dari al-Quran dan sama-sama merupakan wahyu Allah SWT.
Karena itu tidak semestinya muncul sikap berbeda terhadap satu ayat dengan ayat lainnya. Jika ayat Kutiba ‘alaykum ash-shiyâm -diwajibkan atas kalian berpuasa- (QS. al-Baqarah [02]: 183), diterima dan dilaksanakan, maka ayat Kutiba ‘alaykum al-qishâsh -diwajibkan atas kalian qishash- (QS. al-Baqarah [02]: 178); atau Kutiba ‘alaykum al-qitâl -diwajibkan atas kalian perang- (QS. al-Baqarah [02]: 216) tentu juga harus diterima dan dilaksanakan. Tidak boleh muncul sikap keberatan, penolakan, bahkan penentangan dengan dalih apa pun. Sikap ‘diskriminatif’ akan berujung pada terabaikannya sebagian ayat al-Quran. Itu merupakan sikap mengimani sebagian al-Quran dan mengingkari sebagian lainnya. Sikap itu diancam oleh Allah akan mendapat kehinaan di dunia dan azab pedih di akhirat (QS al-Baqarah [2]: 85).
Menjadikan al-Quran sebagai pdoman hidup itu mengharuskan kita untuk mengambil dan melaksanakan ketentuan-ketentuan dan hukum-hukum yang diberikan oleh al-Quran dan hadits Nabi saw, yakni hukum-hukum syariah Islam. Sebab al-Quran juga memerintahkan kita untuk mengambil apa saja yang dibawa Nabi saw dan meninggalkan apa saja yang beliau larang (QS al-Hasyr [33]: 7).
Ketentuan dan hukum yang dibawa oleh al-Quran dan hadits itu mengatur seluruh segi dan dimensi kehidupan (QS. an-Nahl [16]: 89). Berbagai interaksi yang dilakukan manusia, baik interaksi manusia dengan Tuhannya, dengan dirinya sendiri, maupun dengan sesamanya, semua berada dalam wilayah hukum al-Qur’an dan hadits.
Hanya saja, ada sebagian hukum itu yang hanya bisa dilakukan oleh negara, semisal hukum-hukum yang berkaitan dengan pemerintahan dan kekuasaan, ekonomi, sosial, pendidikan, politik luar negeri, sanksi pidana, dsb. Hukum-hukum seperti itu tidak boleh dikerjakan individu dan hanya sah dilakukan oleh imam yakni khalifah atau yang diberi wewenang olehnya.
Karena itu, menjadikan al-Quran sebagai pedoman hidup itu tidak akan sempurna kecuali sampai pada penerapan hukum-hukum syariah Islam dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan totalitas. Dan itu tidak mungkin kecuali melalui kekuasaan pemerintahan dan dalam bingkai sistem yang menerapkan syariah, yang tidak lain sistem Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah. Peringatan Nuzulul Quran tahun ini hendaknya kita jadikan momentum untuk berkomitmen mewujudkan semua itu dalam tataran riil. Untuk itu hendaknya kita renungkan firman Allah SWT:
Wallâh a’lam bi ash-shawâb. []
Pengkerdilan Al-Quran
Seruan “membumikan al-Quran” oleh orang-orang liberal dimaknai sebagai reaktualisasi al-Quran. Reaktualisasi al-Quran dimaknai bahwa kandungan al-Quran harus ditafsirkan sedemikian rupa hingga sejalan dengan realitas aktual. Agar al-Quran sejalan dengan perkembangan zaman modern maka harus ditafsirkan ulang supaya bisa sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan pemaknaan seperti itu akhirnya al-Quran ditundukkan pada perkembangan zaman. Bagaimana mungkin al-Quran justru ditundukkan pada realitas rusak saat ini, padahal al-Quran itu diturunkan untuk menjadi petunjuk hidup umat manusia?
Bahkan ada yang lebih lancang dengan menggugat keaslian al-Quran. Ada juga yang menuduh bahwa al-Quran itu tidak lepas dari ucapan dan pengungkapan Muhammad yang tidak bisa dilepaskan oleh pengaruh konteks zamannya. Seruan dan tuduhan seperti itu pada akhirnya justru akan merusak keyakinan umat akan kesucian al-Quran dan bahwa al-Quran itu merupakan wahyu dari Allah SWT baik lafazh maupun isinya sehingga pasti benar. Tak diragukan lagi bahwa seruan seperti itu bukan mendekatkan kepada al-Quran tapi sebaiknya justru menjauhkkan umat dari al-Quran. Sayangnya seruan yang berasal dari para orientalis itu justru diusung orang muslim yang dianggap intelektual. Tentu saja seruan itu dan semacamnya harus diwaspadai oleh umat siapapun yang membawanya.
Disamping semua itu, juga ada beberapa sikap keliru terhadap al-Quran. Kadang kala yang terjadi adalah mistikasi al-Quran. Al-Quran diangap sebagai ajimat pengusir setan. Padahal, al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi umat manusia, penjelasan atas petunjuk itu dan pembeda antara hak dan batil, benar dan salah, baik dan buruk serta terpuji dan tercela.
Begitu juga, sudah mentradisi, setiap tahun turunnya al-Quran dirayakan secara seremonial. Al-Quran dibaca dan didendangkan dengan merdu di arena MTQ, tadarusan al-Quran juga marak, dsb. Namun sayang, aktivitas tersebut belum diikuti dengan pemahaman atas maksud diturunkannya al-Quran. Al-Quran yang diturunkan sebagai solusi atas persoalan yang dihadapi oleh umat manusia, justru dijauhkan dari kehidupan.
Al-Quran merupakan kalamullah dan membacanya merupakan ibadah. Betul, bagi seorang Muslim, sekadar membacanya saja berpahala (Lihat: QS al-Fathir [35]: 29), bahkan pahala itu diberikan atas setiap huruf al-Quran yang dibaca. Akan tetapi, yang dituntut oleh Islam selanjutnya adalah penerapan atas apa yang dibaca. Sebab, al-Quran bukan sekedar bacaan dan kumpulan pengetahuan semata, tetapi petunjuk hidup bagi manusia. Al-Quran tidak hanya sekadar dibaca dan dihapalkan saja, melainkan juga harus dipahami dan diamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari.
Sering kita mendengar pernyataan bahwa al-Quran adalah pedoman hidup. Tetapi nyatanya al-Quran tidak dijadikan sebagai sumber hukum untuk mengatur kehidupan. Al-Quran hanya diambil aspek moralnya saja sementara ketentuan dan hukum-hukumnya justru ditinggalkan.
Semua sikap itu sering diklaim sebagai sikap mengagungkan al-Quran. Disadari atau tidak semua sikap itu masih terjadi di tengah masyarakat. Padahal sesungguhnya sikap-sikap itu bukan bentuk pengagungan terhadap al-Quran, tapi sebaliknya justru pengkerdilan terhadap al-Quran. Bahkan boleh jadi semua itu termasuk sikap yang diadukan oleh Rasulullah saw dalam firman Allah SWT:
] وَقَالَ الرَّسُوْلُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوْا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُوْرًا [
Dan berkatalah Rasul, "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan al-Quran ini sebagai sesuatu yang diabaikan" (TQS. al-Furqan [25]: 30)Imam Ibn Katsir dalam kitab tafsirnya, Tafsîr al-Qurân al-’Azhîm, mencontohkan sikap hajr al-Qurân (meninggalkan atau mengabaikan al-Quran). Diantaranya adalah menolak untuk mengimani dan membenarkan al-Quran; tidak mau menyimak dan mendengarkannya, bahkan membuat kegaduhan dan pembicaraan lain sehingga tidak mendengar al-Quran saat dibacakan; tidak mentadaburi dan memahaminya; tidak mengamalkan dan mematuhi perintah dan larangannya, dan berpaling darinya lalu berpaling kepada selainnya, baik berupa syair, ucapan, nyanyian, permainan, ucapan, atau thariqah yang diambil dari selain al-Quran.
Selain itu Allah SWT mensifati kaum yang melakukan hal itu dengan sifat yang sangat jelek. Hal itu seperti ketika Allah SWT mensifati kaum Yahudi di dalam firman-Nya:
] مَثَلُ الَّذِينَ
حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ
يَحْمِلُ أَسْفَارًا بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا
بِآيَاتِ اللَّهِ [
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat
kemudian mereka tiada memikulnya (tidak mengamalkannya) adalah seperti
keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya
perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. (TQS al-Jumu'ah [62]: 5)Melalui ayat tersebut, Allah mensifati kaum yang memikul wahyu tanpa melaksanakannya laksana keledai yang membawa kitab-kitab tebal. Apa yang ada dalam perasaan kita ketika kita tidak melaksanakan al-Quran, lalu Allah SWT mengumpamakan kita seperti keledai? Orang yang beriman, bertakwa dan rindu akan ridla Allah Swt. Niscaya akan meneteskan air mata jika disebut begitu oleh Zat yang dia harapkan ampunan-Nya.
Menjadikan Al-Quran Sebagai Pedoman Hidup
Al-Quran sejatinya diturunkan oleh Allah untuk menjadi petunjuk, penjelasan atas petunjuk itu dan pembeda antara hak dan batil, benar dan salah, baik dan buruk serta terpuji dan tercela. Karenanya al-Quran itu harus dijadikan pedoman hidup. Untuk itu keimanan terhadap al-Quran haruslah totalitas, keseluruhannya, bagian per bagiannya, dan ayat per ayat yang ada di dalamnya. Mengingkari satu ayat al-Quran telah cukup menjerumuskan seseorang dalam kekafiran (QS. an-Nisa’ [04]:150-151).
Keimanan terhadap al-Quran itu mengharuskan untuk tidak bersikap ‘diskriminatif’ terhadap seluruh isi dan kandungan al-Quran. Tidak boleh terjadi, sikap bisa menerima tanpa reserve hukum-hukum ibadah atau akhlak, tetapi menolak hukum-hukum al-Quran tentang kekuasaan, pemerintahan, ekonomi, pidana, atau hubungan internasional. Sebab semuanya sama-sama berasal dari al-Quran dan sama-sama merupakan wahyu Allah SWT.
Karena itu tidak semestinya muncul sikap berbeda terhadap satu ayat dengan ayat lainnya. Jika ayat Kutiba ‘alaykum ash-shiyâm -diwajibkan atas kalian berpuasa- (QS. al-Baqarah [02]: 183), diterima dan dilaksanakan, maka ayat Kutiba ‘alaykum al-qishâsh -diwajibkan atas kalian qishash- (QS. al-Baqarah [02]: 178); atau Kutiba ‘alaykum al-qitâl -diwajibkan atas kalian perang- (QS. al-Baqarah [02]: 216) tentu juga harus diterima dan dilaksanakan. Tidak boleh muncul sikap keberatan, penolakan, bahkan penentangan dengan dalih apa pun. Sikap ‘diskriminatif’ akan berujung pada terabaikannya sebagian ayat al-Quran. Itu merupakan sikap mengimani sebagian al-Quran dan mengingkari sebagian lainnya. Sikap itu diancam oleh Allah akan mendapat kehinaan di dunia dan azab pedih di akhirat (QS al-Baqarah [2]: 85).
Menjadikan al-Quran sebagai pdoman hidup itu mengharuskan kita untuk mengambil dan melaksanakan ketentuan-ketentuan dan hukum-hukum yang diberikan oleh al-Quran dan hadits Nabi saw, yakni hukum-hukum syariah Islam. Sebab al-Quran juga memerintahkan kita untuk mengambil apa saja yang dibawa Nabi saw dan meninggalkan apa saja yang beliau larang (QS al-Hasyr [33]: 7).
Ketentuan dan hukum yang dibawa oleh al-Quran dan hadits itu mengatur seluruh segi dan dimensi kehidupan (QS. an-Nahl [16]: 89). Berbagai interaksi yang dilakukan manusia, baik interaksi manusia dengan Tuhannya, dengan dirinya sendiri, maupun dengan sesamanya, semua berada dalam wilayah hukum al-Qur’an dan hadits.
Hanya saja, ada sebagian hukum itu yang hanya bisa dilakukan oleh negara, semisal hukum-hukum yang berkaitan dengan pemerintahan dan kekuasaan, ekonomi, sosial, pendidikan, politik luar negeri, sanksi pidana, dsb. Hukum-hukum seperti itu tidak boleh dikerjakan individu dan hanya sah dilakukan oleh imam yakni khalifah atau yang diberi wewenang olehnya.
Karena itu, menjadikan al-Quran sebagai pedoman hidup itu tidak akan sempurna kecuali sampai pada penerapan hukum-hukum syariah Islam dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan totalitas. Dan itu tidak mungkin kecuali melalui kekuasaan pemerintahan dan dalam bingkai sistem yang menerapkan syariah, yang tidak lain sistem Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah. Peringatan Nuzulul Quran tahun ini hendaknya kita jadikan momentum untuk berkomitmen mewujudkan semua itu dalam tataran riil. Untuk itu hendaknya kita renungkan firman Allah SWT:
] فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى (123) وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا[
Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa
yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit (QS Thaha [20] 12-124)Wallâh a’lam bi ash-shawâb. []
Komentar Al Islam
Ketua Komisi Yudisial Eman Suparman: “Setelah gaji dinaikkan minimal Rp 10 juta/bulan, seharusnya seorang hakim lebih bersikap adil dan tidak melakukan praktik menyimpang.” (lihat, detikNews, 31/7)
1. Gaji tinggi sering tidak efektif mencegah praktik menyimpang selama sistem yang diterapkan adalah kapitalisme dan tidak disertai dengan ketakwaan hakim.
2. Dalam sistem hukum sekarang keadilan sulit diwujudkan sebab sistem hukumnya sendiri buruk dan zalim
3. Keadilan hukum hanya bisa diwujudkan dengan sistem hukum yang berasal dari Zat yang Maha Adil. Kuncinya mewujudkan keadilan hukum adalah penerapan syariah Islam secara utuh dan totalitas dalam bingkai Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah
Penerapan Syariah Islam Selamatkan Remaja dari Kenakalan dan Kriminalitas
[Al Islam 617] Kasus pembunuhan di Bojong Gede,
Depok, Jabar pada Rabu (18/7/2012) dini hari terhadap Jordan Raturomon
(50) dan anaknya, Edward Raturomon (20) terungkap. Salah satu pelakunya
adalah A, seorang remaja berusia 14 th. Kasus ini melengkapi empat
kasus pembunuhan lain oleh remaja dalam tiga bulan terakhir
Ramadhan: Singkirkan Sekulerisme Tegakkan Ketakwaan
[Al Islam 616] Marhaban ya Ramadhan. Bulan yang
penuh berkah, yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari
seribu bulan. Bulan yang telah Allah SWT jadikan didalamnya puasa
sebagai fardhu dan shalat malamnya sebagai tathawwu’. Bulan yang siapa
saja mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan melakukan kebajikan,
samalah ia mengerjakan fardhu di bulan yang lain; dan barang siapa
melakukan fardhu, samalah ia dengan mengerjakan tujuh puluh fardhu di
bulan lain. Bulan yang Allah tebarkan di dalamnya beragam kebaikan.
Sungguh merugi seorang muslim yang menyia-nyiakan beragam amalan selama
Ramadhan tiba.
Kapitalisme Memiskinkan dan Menyengsarakan Rakyat
[Al Islam 615] Tak tahan dibelit kemiskinan,
Markiah dengan membawa anaknya yang berumur tiga tahun melompat dari
sebuah jembatan di Pulo Empang kota Bogor awal Juli lalu untuk
mengakhiri hidupnya. Pada Maret lalu di Bandung, seorang ibu bunuh
diri karena tak tahan atas himpitan kemiskinan. Saat itu, sang ibu,
Herawati lebih dahulu membunuh anaknya dengan ditenggelamkan ke
selokan, lalu ia menyayat lengannya
sendiri hingga akhirnya tewas.
sendiri hingga akhirnya tewas.
Senin, 09 Juli 2012
KISAH SEPOTONG KUE
Seorang
wanita sedang menunggu di bandara suatu malam. Masih ada beberapa jam
sebelum jadwal terbangnya tersebut. Untuk membuang waktu, ia membeli
buku dan sekantong kue di toko bandara. Lalu menemukan tempat untuk
duduk. Sambil duduk wanita itu membaca buku yang baru saja dibelinya.
Dalam keasyikannya, ia melihat lelaki di sebelahnya dengan begitu berani
mengambil satu atau dua kue yang berada diantara mereka.
Jumat, 06 Juli 2012
Penerimaan kepada Piagam Jenewa Merupakan Noda Hitam Tak Terhapuskan
Al-Islam edisi 614, 6 Juli 2012-16 Sya’ban 1433 H
بسم الله الرحمن الرحيم
Penerimaan kepada Piagam Jenewa Merupakan Noda Hitam Tak Terhapuskan
Dan Pengkhianatan Tak Terlupakan Atas Darah yang Ditumpahkan dan Kehormatan yang Dilanggar
Selasa, 03 Juli 2012
Senin, 02 Juli 2012
Kisa Si Pitung
Si Pitung adalah seorang pemuda yang
soleh dari Rawa Belong. Ia rajin belajar mengaji pada Haji Naipin. Selesai
belajar mengaji ia pun dilatih silat. Setelah bertahun- tahun kemampuannya
menguasai ilmu agama dan bela diri makin meningkat.
Kisah i pahit Lidah
Tersebutlah kisah seorang pangeran
dari daerah Sumidang bernama Serunting. Anak keturunan raksasa bernama Putri
Tenggang ini, dikhabarkan berseteru dengan iparnya yang bernama Aria Tebing.
Sebab permusuhan ini adalah rasa iri-hati Serunting terhadap Aria
Tebing.
Kisah Raja Parakeet
Tersebutlah kisah, seekor raja burung
parakeet hidup beserta rakyatnya di sebuah hutan di Aceh. Hidup mereka damai.
Kedamaian tersebut terganggu, karena kehadiran seorang pemburu. Pada suatu hari
pemburu tersebut berhasil menaruh perekat di sekitar sangkar-sangkar burung
tersebut.
Kisah Puteri Junjung Buih
Tersebutlah kisah sebuah kerajaan
bernama Amuntai di Kalimantan Selatan. Kerajaan itu diperintah oleh dua
bersaudara. Raja yang lebih tua bernama Patmaraga, atau diberi julukan Raja Tua.
Adiknya si Raja muda bernama Sukmaraga. Kedua raja tersebut belum mempunyai
putera ataupun puteri.
Kisah pak Lebay Malang
Tersebutlah kisah seorang guru agama
yang hidup di tepi sungai disebuah desa di Sumatera Barat. Pada suatu hari, ia
mendapat undangan pesta dari dua orang kaya dari desa-desa tetangga. Sayangnya
pesta tersebut diadakan pada hari dan waktu yang bersamaan.
Kisah Manik Angkeran
Pada jaman dulu di kerajaan Daha
hiduplah seorang Brahmana yang benama Sidi Mantra yang sangat terkenal
kesaktiannya. Sanghyang Widya atau Batara Guru menghadiahinya harta benda dan
seorang istri yang cantik. Sesudah bertahun-tahun kawin, mereka mendapat seorang
anak yang mereka namai Manik Angkeran.
Kisah Malin Kundang
Pada suatu waktu, hiduplah
sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga tersebut
terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki yang diberi nama Malin
Kundang. Karena kondisi keuangan keluarga memprihatinkan, sang ayah memutuskan
untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas.
Kisah Lutung Kasarung
Prabu Tapa Agung menunjuk Purbasari, putri bungsunya sebagai pengganti. "Aku
sudah terlalu tua, saatnya aku turun tahta," kata Prabu Tapa.
Kisah Loro Jonggrang
Alkisah, pada dahulu kala
terdapat sebuah kerajaan besar yang bernama Prambanan. Rakyatnya hidup tenteran
dan damai. Tetapi, apa yang terjadi kemudian? Kerajaan Prambanan diserang dan
dijajah oleh negeri Pengging. Ketentraman Kerajaan Prambanan menjadi terusik.
Para tentara tidak mampu menghadapi serangan pasukan Pengging. Akhirnya,
kerajaan Prambanan dikuasai oleh Pengging, dan dipimpin oleh Bandung Bondowoso.
Kisah Laba laba, kelinci dan sang Bulan
ang bulan terlihat sedih
karena sudah lama ia melihat banyak kejadian di dunia dan juga melihat banyak
ketakutan yang dialami oleh manusia. Untuk membuat manusia menjadi tidak takut,
sang bulan berupaya mengirimkan pesan kepada manusia melalui temannya sang
laba-laba yang baik hati.
Kisah La Dana dan Kerbaubya
La Dana adalah seorang anak petani
dari Toraja. Ia sangat terkenal akan kecerdikannya. Kadangkala kecerdikan itu ia
gunakan untuk memperdaya orang. Sehingga kecerdikan itu menjadi
kelicikan.
Kisah Kutukan Raja Pulau Mintin
Pada zaman dahulu, terdapatlah sebuah
kerajaan di Pulau Mintin daerah Kahayan Hilir. Kerajaan itu sangat terkenal akan
kearifan rajanya. Akibatnya, kerajaan itu menjadi wilayah yang tenteram dan
makmur.
Kisah Kera dna Ayam
Pada jaman dahulu, tersebutlah seekor
ayam yang bersahabat dengan seekor kera. Namun persahabatan itu tidak
berlangsung lama, karena kelakuan si kera. Pada suatu petang Si Kera mengajak si
ayam untuk berjalan-jalan. Ketika hari sudah petang si Kera mulai merasa lapar.
Kemudian ia menangkap si Ayam dan mulai mencabuti bulunya. Si Ayam meronta-ronta
dengan sekuat tenaga. Akhirnya, ia dapat meloloskan diri.
Kisah Keong Mas
Alkisah pada jaman dahulu
kala hiduplah seorang pemuda bernama Galoran. Ia termasuk orang yang disegani
karena kekayaan dan pangkat orangtuanya. Namun Galoran sangatlah malas dan
boros. Sehari-hari kerjanya hanya menghambur-hamburkan harta orangtuanya
Kisah Kelelawarr yang Pengecut
Di sebuah padang rumput di
Afrika, seekor Singa sedang menyantap makanan. Tiba-tiba seekor burung elang
terbang rendah dan menyambar makanan kepunyaan Singa. “Kurang ajar” kata singa.
Sang Raja hutan itu sangat marah sehingga memerintahkan seluruh binatang untuk
berkumpul dan menyatakan perang terhadap bangsa burung.
Kisah Kancil Si Pencuri Timun
Siang itu panas sekali. Matahari bersinar garang. Tapi hal itu tidak terlalu
dirasakan oleh
Kancil. Dia sedang tidur nyenyak di bawah sebatang pohon yang rindang. Tiba-tiba saja mimpi indahnya terputus. "Tolong! Tolong! " terdengar teriakan dan jeritan berulang-ulang.
Kancil. Dia sedang tidur nyenyak di bawah sebatang pohon yang rindang. Tiba-tiba saja mimpi indahnya terputus. "Tolong! Tolong! " terdengar teriakan dan jeritan berulang-ulang.
Kisah Cindelaras
Raden Putra adalah raja Kerajaan Jenggala. Ia didampingi seorang permaisuri yang
baik hati dan seorang selir yang cantik jelita. Tetapi, selir Raja Raden Putra
memiliki sifat iri dan dengki terhadap sang permaisuri. Ia merencanakan suatu
yang buruk kepada permaisuri. "Seharusnya, akulah yang menjadi permaisuri. Aku
harus mencari akal untuk menyingkirkan permaisuri," pikirnya.
Kisah Buaya Perompak
Pada jaman dahulu, Sungai
Tulang Bawang sangat terkenal akan keganasan buayanya. Sehingga orang yang
berlayar disana maupun para penduduk yang tinggal disana perlu untuk sangat
berhati-hati. Menurut cerita, sudah banyak manusia yang hilang begitu saja
disana.
Asal-usul Danau Lipan
Di kecamatan Muara Kaman kurang lebih
120 km di hulu Tenggarong ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara di Kalimantan
Timur ada sebuah daerah yang terkenal dengan nama Danau Lipan. Meskipun bernama
Danau, daerah tersebut bukanlah danau seperti Danau Jempang dan Semayang. Daerah
itu merupakan padang luas
yang ditumbuhi semak dan perdu.
Kisah Buaya Ajaib
Pada jaman dahulu, hiduplah seorang lelaki bernama Towjatuwa di
tepian sungai Tami daerah Irian Jaya.
Kisah Bende Wasiat
Harimau sedang asyik
bercermin di sungai sambil membasuh mukanya. "Hmm, gagah juga aku ini, tubuhku
kuat berotot dan warna lorengku sangat indah," kata harimau dalam hati.
Kisah Batu Golog
Pada jaman dahulu di daerah Padamara dekat Sungai Sawing hiduplah
sebuah keluarga miskin. Sang istri bernama Inaq Lembain dan sang suami bernama
Amaq Lembain.
Kisah Aji Saka
Dahulu kala, ada sebuah kerajaan bernama Medang Kamulan yang
diperintah oleh raja bernama Prabu Dewata Cengkar yang buas dan suka makan
manusia. Setiap hari sang raja memakan seorang manusia yang dibawa oleh Patih
Jugul Muda. Sebagian kecil dari rakyat yang resah dan ketakutan mengungsi secara
diam-diam ke daerah lain.
Kisah Si Sigarlaki dan Si Limbat
Pada jaman dahulu di Tondano
hiduplah seorang pemburu perkasa yang bernama Sigarlaki. Ia sangat terkenal
dengan keahliannya menombak. Tidak satupun sasaran yang luput dari tombakannya.
Sigarlaki mempunyai seorang
pelayan yang sangat setia yang bernama Limbat. Hampir semua pekerjaan yang
diperintahkan oleh Sigarlaki dikerjakan dengan baik oleh Limbat. Meskipun
terkenal sebagai pemburu yang handal, pada suatu hari mereka tidak berhasil
memperoleh satu ekor binatang buruan. Kekesalannya akhirnya memuncak ketika Si
Limbat melaporkan pada majikannya bahwa daging persediaan mereka di rumah sudah
hilang dicuri orang.
Tanpa pikir panjang, si
Sigarlaki langsung menuduh pelayannya itu yang mencuri daging persediaan mereka.
Si Limbat menjadi sangat terkejut. Tidak pernah diduga majikannya akan tega
menuduh dirinya sebagai pencuri.
Lalu Si Sigarlaki meminta Si
Limbat untuk membuktikan bahwa bukan dia yang mencuri. Caranya adalah Sigarlaki
akan menancapkan tombaknya ke dalam sebuah kolam. Bersamaan dengan itu Si Limbat
disuruhnya menyelam. Bila tombak itu lebih dahulu keluar dari kolam berarti Si
Limbat tidak mencuri. Apabila Si Limbat yang keluar dari kolam terlebih dahulu
maka terbukti ia yang mencuri.
Syarat yang aneh itu membuat
Si Limbat ketakutan. Tetapi bagaimanapun juga ia berkehendak untuk membuktikan
dirinya bersih. Lalu ia pun menyelam bersamaan dengan Sigarlaki menancapkan
tombaknya.
Baru saja menancapkan
tombaknya, tiba-tiba Sigarlaki melihat ada seekor babi hutan minum di kolam.
Dengan segera ia mengangkat tombaknya dan dilemparkannya ke arah babi hutan itu.
Tetapi tombakan itu luput. Dengan demikian seharusnya Si Sigarlaki sudah kalah
dengan Si Limbat. Tetapi ia meminta agar pembuktian itu diulang lagi.
Dengan berat hati Si Limbat
pun akhirnya mengikuti perintah majikannya. Baru saja menancapkan tombaknya di
kolam, tiba-tiba kaki Sigarlaki digigit oleh seekor kepiting besar. Iapun
menjerit kesakitan dan tidak sengaja mengangkat tombaknya. Dengan demikian
akhirnya Si Limbat yang menang. Ia berhasil membuktikan dirinya tidak mencuri.
Sedangkan Sigarlaki karena sembarangan menuduh, terkena hukuman digigit kepiting
besar.
Kisah Terjadinya Danau Toba
Pada jaman dahulu, hiduplah seorang
pemuda tani yatim piatu di bagian utara pulau Sumatra. Daerah tersebut sangatlah
kering. Syahdan, pemuda itu hidup dari bertani dan memancing ikan. Pada suatu
hari ia memancing seekor ikan yang sangat indah. Warnanya kuning keemasan.
Begitu dipegangnya, ikan tersebut berubah menjadi seorang putri jelita. Putri
itu adalah wanita yang dikutuk karena melanggar suatu larangan. Ia akan berubah
menjadi sejenis mahluk yang pertama menyentuhnya. Oleh karena yang menyentuhnya
manusia, maka ia berubah menjadi seorang putri.
Terpesona oleh kecantikannya, maka
pemuda tani tersebut meminta sang putri untuk menjadi isterinya. Lamaran
tersebut diterima dengan syarat bahwa pemuda itu tidak akan menceritakan
asal-usulnya yang berasal dari ikan.Pemuda tani itu menyanggupi syarat tersebut.
Setelah setahun, pasangan suami istri tersebut dikarunia seorang anak laki-laki.
Ia mempunyai kebiasaan buruk yaitu tidak pernah kenyang. Ia makan semua makanan
yang ada.
Pada suatu hari anak itu memakan
semua makanan dari orang tuanya. Pemuda itu sangat jengkelnya berkata: "dasar
anak keturunan ikan!"Pernyataan itu dengan sendirinya membuka rahasia dari
isterinya.Dengan demikian janji mereka telah dilanggar.
Istri dan anaknya menghilang secara
gaib. Ditanah bekas pijakan mereka menyemburlah mata air. Air yang mengalir dari
mata air tersebut makin lama makin besar. Dan menjadi sebuah danau yang sangat
luas. Danau itu kini bernama Danau Toba
Kisah Silancang
Alkisah tersebutlah
sebuah cerita,
di daerah Kampar pada zaman dahulu
hiduplah si Lancang dengan ibunya. Mereka hidup dengan sangat miskin. Mereka berdua
bekerja sebagai buruh tani.
di daerah Kampar pada zaman dahulu
hiduplah si Lancang dengan ibunya. Mereka hidup dengan sangat miskin. Mereka berdua
bekerja sebagai buruh tani.
Kisah Aryo Menak
Dikisahkan pada jaman Aryo
Menak hidup, pulau Madura masih sangat subur. Hutannya sangat lebat.
Ladang-ladang padi menguning.
Kisah Legenda Candi Prambanan
Di dekat kota Yogyakarta terdapat
candi Hindu yang paling indah di Indonesia. Candi ini dibangun dalam abad
kesembilan Masehi. Karena terletak di desa Prambanan, maka candi
Kisah Sangkuriang
Pada jaman dahulu,
tersebutlah kisah seorang puteri raja di Jawa Barat bernama Dayang Sumbi.Ia
mempunyai seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Anak tersebut
sangat gemar berburu.
Sabtu, 30 Juni 2012
Jumat, 29 Juni 2012
Al-Khilafah, Satu-satunya Sistem Pemerintahan yang Difardhukan oleh Allah
Al-Islam edisi 613, 29 Juni 2012 M-9 Sya’ban 1433 H
بسم الله الرحمن الرحيم
Al-Khilafah, Satu-satunya Sistem Pemerintahan yang Difardhukan oleh Allah, Rabb Semesta Alam
Dan Seruan Negara Demokrasi Sipil Merupakan Kesalahan Besar Khususnya Jika Hal itu Keluar dari Bibir Kaum Muslim!
Kongkalikong Pemodal - Politisi - Penguasa Kepentingan Rakyat Terlantar
[Al Islam 612] Berdasarkan informasi yang dikumpulkan Kompas,
hampir semua parpol mulai menyusun strategi untuk penggalangan dana.
Hal itu terjadi karena pemilu 2014 yang membutuhkan dana sangat besar
tinggal dua tahun lagi. Salah satu caranya adalah dengan mengutip iuran
dari kader partai yang menjadi kepala daerah dan wakil rakyat. Bahkan,
ketua partai politik bisa dijadikan mesin uang (kompas, 18/6).
Renungan Isra’ Mi’raj Menjadi “ash-Shiddîq” Abad Ini
[Al Islam 611] Salah satu momen penting dalam perjalanan dakwah Rasulullah saw., yaitu peristiwa Isra’ Mi’raj. Menurut riwayat Ibnu Sa’d dalam Thabaqat-nya
(juz 1, hal. 213), peristiwa Isra’ Mi’raj berlangsung delapan belas
bulan sebelum Rasulullah saw. dan kaum muslimin hijrah ke Madinah.
Kapitalisme Biang Kerok Kebobrokan Sistem Pendidikan
[Al Islam 610] Hajatan tahunan pemerintah dalam
bidang pendidikan, yakni Ujian Nasional (UN) tingkat SD hingga SLTA,
baru saja usai. Penyelenggaraan UN tahun 2012 menelan biaya hingga Rp.
600 milyar lebih.
Grasi Corby Peredaran Narkoba Makin Menggila
[Al Islam 609] Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
memberikan grasi lima tahun kepada Schapelle Leigh Corby (34 th) warga
Australia narapidana narkoba di LP Kerobokan Bali. Corby dihukum 20
tahun karena terbukti menyelundupkan ganja seberat 4,2 kilogram ke
Indonesia melalui Bandar Udara Internasional, Ngurah Rai, Bali pada 8
Oktober 2004. Pemberian grasi kepada Corby itu, berdasarkan Keputusan
Presiden RI Nomor 22/G Tahun 2012 tanggal 15 Mei 2012. Hukuman Corby pun
berkurang dari 20 tahun penjara menjadi 15 tahun (180 bulan) penjara.
Wahai Kaum Muslim, Jangan Rela dengan Pengganti Bendera dan Panji Islam Hingga Meski Para Antek dan Kaum Kafir Penjajah Mati karena Kemarahan!
[Al-Islam 608]Bendera dan panji telah jadi banyak
dan beragam di negeri kaum muslim, khususnya pasca pergerakan rakyat
menentang tiran-tiran zalim dan para penguasa di negeri kaum muslim …
Maka sebagian mereka pun mengusung bendera “kemerdekaan” atau
mempertahankan bendera lama, atau mengusung panjinya sendiri …
Sekulerisme Demokrasi Merusak Moral Penguasa dan Rakyat
[Al ISlam 607] Setelah sempat tenggelam beritanya,
Badan Kehormatan (BK) DPR berjanji segera menuntaskan pengusutan kasus
video mesum yang pemainnya mirip anggota DPR Komisi IX. Bersamaan dengan
selesainya masa reses sekaligus pembukaan masa sidang, Senin (14/5) BK
memulai proses formal pengusutan itu. (lihat, jpnn.com, 14/5).
* * * * * * * * * * * * * 29.06.12 Kesepakatan Amerika-Rusia: Rencana Amerika Untuk Meny- Liberalisme Agama & Budaya; Strategi Penjajah Hancurkan Islam, Merusak Bangsa
[Al Islam 606] Kaum liberalis terus berupaya
menghancurkan umat dan merusak bangsa ini. Dalam kerangka hukum,
diajukanlah RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender (RUU KKG). Sebagaimana
pernah dibahas dalam buletin ini, RUU KKG mengandung muatan yang
bertentangan dengan syariat Islam, menyuarakan kebebasan perilaku dan
ekspresi seksual, dan bisa merusak tatanan institusi keluarga dan
masyarakat.
Penerapan Syariah Islam Mewujudkan Kesejahteraan dan Solusi Problem Perburuhan
[Al Islam 605] Setiap tahun tanggal 1 Mei, Hari Buruh Internasional yang dikenal dengan istilah May Day
seolah menjadi ritual tahunan para buruh untuk memperjuangkan nasib.
Para buruh melakukan aksi besar-besaran untuk menyuarakan aspirasi dan
tuntutan mereka.
Pendidikan Nasional Menggadaikan Pola Pikir, Perilaku dan Kepribadan Anak
[Al Islam 604] Berbagai bentuk kecurangan terjadi
selama pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Komunitas Air Mata Guru (KAMG)
di Sumatera Utara misalnya menunjukkan beberapa bukti kecurangan berupa
kunci jawaban yang ditulis atau diketik pada selembar kertas. KAMG juga
menemukan siswa di Kota Medan mengumpulkan dana secara kolektif untuk
diberikan pada orang yang akan memberikan kunci jawaban mulai dari Rp 10
ribu sampai dengan Rp 75 ribu. Kejadian seperti ini juga ditemukan di
Balige. Di tempat ini siswa bahkan dipungut Rp 150 ribu per orang (tribunnews.com, 18/4).
Maraknya Geng Motor, Bukti Kegagalan Sistem Saat ini
[Al Islam 603] Dalam kurun waktu tiga minggu,
khususnya di malam hari, sebagian warga Jakarta dicekam perasaan was-was
akan terjadinya aksi brutal kawanan geng motor. Sejak akhir Maret
hingga pertengahan April, sekurangnya 7 kali tindakan pengrusakan dan
kekerasan berulang. Aksi brutal sekitar 40-an anggota geng motor telah
menewaskan tiga orang warga dan melukai sejumlah orang serta menyerang
sejumlah fasilitas umum.
RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) Bertentangan dengan Islam, Berbahaya dan Merusak
[Al Islam 602] Saat ini di DPR sedang kencang
dibahas RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) yang diusulkan
pemerintah. Sejak awal RUU KKG itu menuai protes, penentangan dan
penolakan dari berbagai elemen termasuk ormas-ormas muslimah. RUU KKG
itu dinilai bertentangan dengan Islam, berbahaya dan merusak bagi
masyarakat.
30.06.12 [VIDEO] Konferensi Khilafah Palestin_ Keputusan Rapat Paripurna DPR: Harga BBM Bisa Dinaikkan, Mengokohkan Liberalisasi Migas
[Al Islam 601] DPR melalui rapat paripurna yang
berakhir Sabtu dini hari (31/3) mengesahkan UU APBN-P 2012. Diantaranya
DPR memutuskan pasal 7 ayat 6 dengan disertai tambahan ayat 6a.
Harga BBM Naik, Sempurna Liberalisasi Migas Cermin Kebijakan Pemimpin Boneka
[Al Islam 600] Kenaikan harga BBM merupakan
keharusan dari liberalisasi migas, amanat UU Migas No. 22 tahun 2001.
Kebijakan menaikkan harga BBM adalah langkah di bagian akhir untuk
menyempurnakan liberalisasi migas.
Menaikkan Harga BBM = Bohong, Khianat, dan Zalim
[Al Islam 599] Dalam satu pekan ini marak terjadi
penolakan terhadap rencana kenaikan harga BBM. Penolakan itu
diekspresikan dalam berbagai bentuk, baik demonstrasi, aksi, tulisan,
audiensi ke DPR, DPRD dan berbagai instansi/lembaga, seminar, diskusi,
tabligh akbar, melalui survei, berbagai obrolan termasuk di warung dan
bentuk-bentuk ekspresi lainnya. Namun semua itu agaknya tidak akan
digubris. Pemerintah tetap tak bergeming dan akan tetap menaikkan harga
BBM. Pemerintah paham betul dengan pepatah, anjing menggonggong kafilah
tetap berlalu. Keberatan dan penolakan berbagai elemen masyarakat
dipandang ibarat gonggongan anjing. Rencana menaikkan harga BBM pun
tetap berjalan. Berbagai alasan dan dalih pun dikemukakan untuk
membenarkan rencana itu.
Menaikkan Harga BBM = Menyengsarakan Rakyat
[Al-Islam 598] Menteri ESDM Jero Wacik di depan
raker komisi VII DPR-RI (Selasa,6/3/2012), mewakili pemerintah
menyodorkan opsi kenaikan BBM sebesar Rp 1.500 per liter menjadi Rp
6.000 per liter mulai April 2012. Rencana kenaikan harga BBM itu itu
juga sudah dimasukkan dalam RAPBN-P 2012 yang sudah diajukan kepada DPR.
Dukungan Kepada Revolusi Kaum Muslim di Suriah: Basyar al-Assad, Sang Penjagal, Harus Ditumbangkan
[Al Islam 597] Perlawanan kaum Muslim di Syria
terahdap rezim Basyar telah berlangsung hapir setahun. Organisasi
kemanusiaan menyebut minimal sudah 10 ribu orang tewas termasuk
anak-anak, orang tua, dan para wanita tak bersenjata. Korban cacat dan
luka mencapai puluhan ribu. Sementara yang dipenjara diperkirakan lebih
dari 150 ribu orang.
Premanisme Merajalela Penerapan Syariah Islam Solusinya
[Al Islam 596] Penangkapan John Refra Kei, ketua Angkatan Muda Kei (Amkei), sesaat memunculkan harapan di masyarakat terhadap pemberantasan premanisme. Namun harapan itu runtuh ketika aksi premanisme terjadi kembali justru di daerah militer. Sekelompok preman menyerbu kelompok seterunya di Rumah Duka, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta Pusat pada Kamis (23/2) dini hari. Dua orang pun tewas sia-sia. Ironisnya, aksi premanisme itu terjadi di kompleks rumah sakit milik TNI Angkatan Darat dan tidak jauh dari pos polisi.
Homoseksual Membawa Bencana
[Al Islam 595] Pembunuhan berantai yang menewaskan
lima belas orang ternyata dilatarbelakangi kecemburuan pada pasangan
sesama jenis. Mujiyanto, pelaku yang berasal dari Nganjuk, mengakui
bahwa ia menghabisi korban dikarenakan pasangan gay-nya, JS,
berselingkuh. Dari ponsel milik kekasih sejenisnya yang juga majikannya,
Mujiyanto mengontak sejumlah pria yang diduga sebagai kekasih
pasangannya, mengundang mereka, lalu membunuhnya di sejumlah tempat
dengan memberi racun tikus.
Maut Bertebaran di Jalan Saatnya Merujuk Kepada Syariah
[Al Islam 594] Tahun 2012 baru berjalan 44 hari,
jumlah kecelakaan di jalan raya di tanah air sudah mencapai hampir 10
ribu kejadian. Kadiv Humas Polri Irjen Saud Usman Nasution menjelaskan
sebanyak 9.535 kasus kecelakaan menimpa pengguna sepeda motor, 1.537
mobil pribadi, 207 kasus menimpa bus, 443 mobil barang dan 204 bukan
kendaraan bermotor. Akibat dari kecelakaan tersebut sebanyak 1.547
korban meninggal dunia, 2.652 luka berat dan 7.564 luka ringan
(okezone.com, 13/2).
Kapitalisme Demokrasi Gagal Melindungi Kaum Wanita!
[Al Islam 593] Wanita di negeri ini masih rentan
menjadi korban berbagai tindak kejahatan seperti pencabulan,
pemerkosaan, penganiayaan hingga pembunuhan. Diantara kasus paling
tragis adalah yang dialami seorang mahasiswi Bina Nusantara yang
diperkosa beramai-ramai oleh supir angkot dan kawan-kawannya di Jakarta,
lalu dibunuh dan jasadnya dibuang ke Tangerang.
29.06.12 Kesepakatan Amerika-Rusia: Rencana Amerika Untuk Menyelamatkan Pengaruhn_ Meneladani Nabi saw Mewujudkan Rasa Keadilan
[Al Islam 592] Dalam suasana peringatan maulid Nabi
Muhammad saw saat ini, tentu sangat layak kita merenungkan kembali
keteladanan Rasulullah saw. yang paripurna baik sebagai pribadi,
pemimpin keluarga maupun pemimpin negara. Juga sangat perlu kita pahami
hakikat meneladani Nabi saw. dalam segala aspeknya, termasuk dalam hal
kepemimpinan politik/negara, dan tidak berhenti hanya pada tataran
moral/akhlak belaka.
29.06.12 Kesepakatan Amerika-Rusia:_ Pemborosan Anggaran Cermin Kegagalan Demokrasi
[Al Islam 591] Problem multidimensi mulai kelaparan
dan kekurangan gizi, kemiskinan, kemelaratan, kebanjiran, dsb tengah
mendera masayrakat dan mendatangkan kesengsaraan dan malapetaka bagi
mereka. Satu contoh kecil, di kabupaten Lebak Banten, ada 22 jembatan
yang sangat penting bagi warga rusak diterjang banjir. Diantaranya
jembatan ‘indiana jones’ di atas sungai Ciberang yang menghubungkan
Kampung Ciwaru, desa Sangiang Tanjung kecamatan Kalanganyar dengan
kampung Cikaray desa Pasir Tanjung kecamatan Rangkasbitung. Di jembatan
ini, murid-murid sekolah saat pulang dan pergi sekolah harus
menyeberangi sungai dengan bergelantungan meniti jembatan gantung yang
miring.
Ironisnya, di tengah kondisi masyarakat yang dibelit berbagai problem itu, kepada kita dipertontonkan pemborosan anggaran di berbagai lembaga negara ini dan bahkan diantaranya terkesan berlomba-lomba dalam kemewahan. Fakta itu sungguh sangat melukai perasaan masyarakat dan melecehkan nurani kemanusiaan.
Pemborosan Uang Rakyat
Pemborosan uang rakyat bukan monopoli instansi atau lembaga tertentu. Pemborosan itu terjadi di berbagai institusi baik eksekutif, legislatif ataupun yudikatif.
Misalnya, di DPR, baru-baru ini terkuak adanya berbagai proyek fantastis. Diantaranya: renovasi ruang rapat Banggar Rp. 20,3 miliar, renovasi toilet Rp 2 miliar, proyek perawatan gedung DPR sebesar Rp 500 miliar, finger print Rp 4 miliar, renovasi ruang wartawan Rp 700 juta, dan proyek lainnya. (lihat, suarakarya.com, 19/01).
DPR juga merencanakan sejumlah proyek pengadaan untuk tahun anggaran 2012. Totalnya mencapai Rp 73,7 miliar. Laman www.lpse.dpr.go.id memuat rinciannya: 1. Pemeliharaan halaman Gedung Zona B Rp 1,8 miliar. 2. Pemeliharaan halaman Gedung Zona A Rp 2,13 miliar. 3. Cleaning service Gedung Zona A Rp 5,38 miliar 4. Cleaning service zona C Rp 4,71 miliar. 5. Cleaning service zona B Rp 4,87 miliar. 6. Service kompleks rumah jabatan di Kalibata Rp 36,3 miliar. 7. Konsultan manajemen, ruang persidangan beserta fasilitas pendukung di wisma Griya Sabha, DPR, Kopo, Bogor Rp 4,88 miliar 8. Pencetakan Majalah Parlementari Rp 2,97 miliar. 9. Pencetakan Buletin Parlementaria Rp 3,59 miliar 10. Pemeliharaan dan perawatan medis dan biaya makan hewan rusa di DPR Rp 589 juta. 11. Pengadaan tenaga produksi TV Parlemen DPR Rp 1,19 miliar. 12. Pengadaan pengharum ruangan Rp 1,59 miliar. 13. Outsourcing helpdesk Rp 287 juta. 14. Langganan jasa internet Rp 3,47 miliar. (lihat, news.okezone.com, 17/1).
Mahkamah Agung (MA) pun turut berlomba memperlihatkan kemewahan. Untuk anggaran 2012 terdapat anggaran pengadaan mebel sembilan ruang pimpinan dan ruang sidang mencapai Rp 11,4 miliar. Selain itu, pembelian mebel dua ruang rapat, yaitu Ruang Wirjono dan Ruang Murdjono Rp 1,8 miliar. Total anggaran untuk pengadaan meubel dan ruang rapat jumlahnya mencapai Rp 13,2 miliar. (Lihat, suarakarya.com, 19/01).
Sementara di lingkaran pemerintahan juga terdapat berbagai indikasi anggaran yang boros dan tidak efektif. Data FITRA memperlihatkan, anggaran Setneg tahun 2012 mencapai Rp 80,4 miliar. Padahal, pada 2011 hanya Rp 8,8 miliar. (Lihat, mediaindonesia.com/20/1). Indikasi pemborosan itu juga terlihat dari realisasi penyerapan APBN 2011 yang hingga September baru 26,9% namun di bulan desember mencapai 90%. Dalam dua bulan realisasi penyerapan APBN meningkat 60%, luar biasa! Semua besar kemungkinan tidak efektif dan berpeluang besar terjadi penyelewengan. Ini hanya sebagian inidikasi, yang sebenarnya mungkin jauh lebih besar.
Penyebab dan Modus
Salah satu sebab yang mendasar adalah sistem politik demokrasi yang berbiaya mahal. Para politisi memerlukan biaya besar, mencapai miliaran per orang, untuk membiayai proses politik. Dana itu bisa berasal dari dana sendiri atau dari cukong para kapitalis. Akibatnya para politisi menggunakan segala cara untuk mengembalikan modal itu bagi dirinya sendiri dan cukongnya, ditambah keuntungan. Diantara modusnya, fasilitas langsung seperti fasilitas kunjungan, dan sejenisnya. Atau melalui proyek-proyek yang aneh besaran anggaran, jenis proyek atau prosesnya. Proyek-proyek fantastis di atas bisa jadi termasuk modus ini. Contoh lain, pengadaan mesin foto copy di DPR yang mencapai Rp 8,86 miliar yang pembukaan lelangnya dilakukan Oktober lalu. Bisa juga dengan modus merencanaan proyek tertentu yang tak jarang sekaligus ditentukan perusahaan pelaksananya. Apa yang terungkap dalam masalah mafia anggaran yang melibatkan anggota dewan mengungkap modus ini. Jadlah, politisi dan pejabat hanya mengabdi demi kepentingan sendiri, kelompok dan para cukong yang mendanai proses politiknya. Kepentingan rakyat hanya diperalat. Jika pun kadang-kadang diperhatikan, tak labih itu sekedar untuk penyesatan agar mereka terkesan memperhatikan kepentingan rakyat.
Semua itu makin parah dengan adanya nafsu hedonis pada diri para politisi dan pejabat. Mumpung masih menjabat, mereka gunakan fasilitas senyaman dan semewah mungkin. Barangkali itulah yang bisa ditangkap dari anggaran suplemen penambah stamina untuk DPR yang mencapai Rp. 800 juta; atau renovasi ruangan Banggar, dan renovasi dan pengadaan mebel di MA yang mencapai 11 miliar.
Lebih mendasar lagi, semua itu mencerminkan tipisnya keimanan dan ketakwaan pada diri mereka. Mereka tak lagi ingat akherat. Dunia telah menjadi tujuan mereka.
Sistem Islam Solusinya
Pemborosan uang rakyat itu sangat sulit, jika bukannya mustahil, diselesaikan dalam sistem politik demokrasi. Sebab sistem politik demokrasi yang mahal biaya justru menjadi akar penyebabnya. Untuk menyelesaikannya, sistem demokrasi yang mahal itu justru harus ditinggalkan. Sebagai gantinya Sistem Islam yang memang memiliki solusi untuk semua problem itu harus diterapkan. Islam memiliki hukum-hukum terkait dengan pembelanjaan harta negara yang memberikan panduan dan batasan sehingga pembelanjaan harta negara tidak mengikuti kehendak penguasa dan para politisi seperti dalam sistem demokrasi saat ini.
Al-‘Alamah syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, dari hasil elaborasi hukum-hukum syara’, beliau menyusun enam kaedah pembelanjaan kas negara (an-Nizhâm al-Iqtishâdî, hal.235-237, cetakan mu’tamadah.2004) yaitu: Pertama, harta zakat hanya dibelanjakan kepada delapan ashnaf yang telah ditentukan di dalam al-Quran. Kedua, Pembelanjaan untuk melaksaksanakan kewajiban jihad. Pembelanjaan ini adalah wajib dan tidak tergantung ada tidaknya harta. Ketiga, pembelanjaan untuk kompensasi jasa yang diterima negara seperti gaji pegawai, dsb. Pembelanjaan ini wajib dan tidak tergantung ada dan tidaknya harta. Keempat, Pembelanjaan bukan sebagai kompensasi, tapi untuk kepentingan rakyat yang jika tidak dilakukan atau ditunda akan bisa menimpakan dharar atau kesulitan bagi rakyat. Contoh, untuk pembangunan sarana vital, jalan, jembatan, rumah sakit, dan fasilitas yang sangat diperlukan lainnya. Pembelanjaan in juga wajib dan tidak tergantung ada tidaknya harta. Jika harta yang ada tidak cukup, diwajibkan pajak untuk menutupinya. Kaedah ini menempatkan pembangunan sarana dan fasilitas vital bagi masyarakat sebagai prioritas yang tak bisa ditawar-tawar. Dengan kaedah ini perbaikan semacam jembatan indiana jones yang ada di lebak tidak boleh ditunda. Kelima, bukan merupakan kompensasi, tapi merupakan kemaslahatan rakyat, yang jika ditunda tidak menyebabkan dharar bagi masyarakat. Misalnya, pembangunan jalan tambahan, dsb. Pembelanjaan ini hanya dilakukan jika ada dana dan setelah terpenuhi pembiayaan yang wajib dan dharurat. Jika tidak ada maka tidak perlu dipungut pajak untuk membiayainya. Keenam, pembelanjaan untuk menanggulangi bencana dan emergensi. Pembelanjaan ini harus dikeluarkan tidak tergantung ada dan tidaknya harta. Jika tidak ada harta atau kurang maka dipungut pajak untuk menutupinya.
Dari keenam kaedah itu, maka sebagian besar atau malah seluruh proyek fantastis diatas tidak termasuk diantaranya. Kalaupun dipaksakan masuk, mungkin termasuk kaedah kelima. Dalam pandangan syariah, pembelanjaan untuk semua itu tidak menjadi prioritas bahkan bisa diabaikan sama sekali. Dengan kaedah pembelanjaan kas negara seperti itu, maka munculnya proyek-proyek aneh dan fantastis seperti yang sekarang muncul, justru menjadi aneh dan bisa dicegah.
Disamping itu, sistem politik Islam prosesnya tidak membutuhkan biaya yang mahal. Para pejabat dan politisi tidak akan berambisi mengejar balik modal seperti dalam sistem politik demokrasi saat ini. Begitu juga, paradigma politik Islam bertumpu pada ri’ayah (pemeliharaan) urusan rakyat, dan bukannya berkutat dan fokus pada kekuasaan seperti paradigma politik saat ini. Dengan paradigma itu para polisi akan lebih berjuang demi kemaslahatan rakyat. Lebih dari itu, dalam sistem Islam, ketakwaan pejabat, politisi dan rakyat akan senantiasa dijaga dan dibina. Ketakwaan bersama itu akan mencegah semua bentuk pemborosan uang rakyat sampai seminimal mungkin bahkan hilang sama sekali.
Namun semua itu hanya bisa terwujud jika Syariah Islam diterapkan secara utuh dalam bingkai sistem politik Islam yaitu Khilfah ‘ala minhaj an-nubuwwah. Untuk itu tepat kita renungkan firman Allah SWT:
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya.(QS al-A’raf [7]: 96).
Wallâh a’lam bi ash-shawâb. []
1. Motiv sebenarnya adalah politik untuk memperoleh dana politik untuk pencitraan demi pemilu 2014. Itu akal bulus seperti dana aspirasi dulu.
2. Kepentingan rakyat hanya diperalat. Itulah karakter politik dan politisi sistem demokrasi yang berbiaya mahal.
Pengemudi mobil yang menabrak 13 orang, 9 orang diantaranya tewas, di Tugu Tani Jakarta Pusat , Minggu (22/1), berpesta narkoba dan menenggak minuman keras sebelum kecelakaan (mediaindonesia.com, 23/1)
1. Rasul saw sudah mengingatkan: “Khamr merupakan kuci semua keburukan”.
2. Karena itu peredaran narkoba dan miras harus dibabat habis.
3. Selamatkan masyarakat dari ancaman keburukan akibat miras dan narkoba dengan Syariah Islam dalam bingkai Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah.
Ironisnya, di tengah kondisi masyarakat yang dibelit berbagai problem itu, kepada kita dipertontonkan pemborosan anggaran di berbagai lembaga negara ini dan bahkan diantaranya terkesan berlomba-lomba dalam kemewahan. Fakta itu sungguh sangat melukai perasaan masyarakat dan melecehkan nurani kemanusiaan.
Pemborosan Uang Rakyat
Pemborosan uang rakyat bukan monopoli instansi atau lembaga tertentu. Pemborosan itu terjadi di berbagai institusi baik eksekutif, legislatif ataupun yudikatif.
Misalnya, di DPR, baru-baru ini terkuak adanya berbagai proyek fantastis. Diantaranya: renovasi ruang rapat Banggar Rp. 20,3 miliar, renovasi toilet Rp 2 miliar, proyek perawatan gedung DPR sebesar Rp 500 miliar, finger print Rp 4 miliar, renovasi ruang wartawan Rp 700 juta, dan proyek lainnya. (lihat, suarakarya.com, 19/01).
DPR juga merencanakan sejumlah proyek pengadaan untuk tahun anggaran 2012. Totalnya mencapai Rp 73,7 miliar. Laman www.lpse.dpr.go.id memuat rinciannya: 1. Pemeliharaan halaman Gedung Zona B Rp 1,8 miliar. 2. Pemeliharaan halaman Gedung Zona A Rp 2,13 miliar. 3. Cleaning service Gedung Zona A Rp 5,38 miliar 4. Cleaning service zona C Rp 4,71 miliar. 5. Cleaning service zona B Rp 4,87 miliar. 6. Service kompleks rumah jabatan di Kalibata Rp 36,3 miliar. 7. Konsultan manajemen, ruang persidangan beserta fasilitas pendukung di wisma Griya Sabha, DPR, Kopo, Bogor Rp 4,88 miliar 8. Pencetakan Majalah Parlementari Rp 2,97 miliar. 9. Pencetakan Buletin Parlementaria Rp 3,59 miliar 10. Pemeliharaan dan perawatan medis dan biaya makan hewan rusa di DPR Rp 589 juta. 11. Pengadaan tenaga produksi TV Parlemen DPR Rp 1,19 miliar. 12. Pengadaan pengharum ruangan Rp 1,59 miliar. 13. Outsourcing helpdesk Rp 287 juta. 14. Langganan jasa internet Rp 3,47 miliar. (lihat, news.okezone.com, 17/1).
Mahkamah Agung (MA) pun turut berlomba memperlihatkan kemewahan. Untuk anggaran 2012 terdapat anggaran pengadaan mebel sembilan ruang pimpinan dan ruang sidang mencapai Rp 11,4 miliar. Selain itu, pembelian mebel dua ruang rapat, yaitu Ruang Wirjono dan Ruang Murdjono Rp 1,8 miliar. Total anggaran untuk pengadaan meubel dan ruang rapat jumlahnya mencapai Rp 13,2 miliar. (Lihat, suarakarya.com, 19/01).
Sementara di lingkaran pemerintahan juga terdapat berbagai indikasi anggaran yang boros dan tidak efektif. Data FITRA memperlihatkan, anggaran Setneg tahun 2012 mencapai Rp 80,4 miliar. Padahal, pada 2011 hanya Rp 8,8 miliar. (Lihat, mediaindonesia.com/20/1). Indikasi pemborosan itu juga terlihat dari realisasi penyerapan APBN 2011 yang hingga September baru 26,9% namun di bulan desember mencapai 90%. Dalam dua bulan realisasi penyerapan APBN meningkat 60%, luar biasa! Semua besar kemungkinan tidak efektif dan berpeluang besar terjadi penyelewengan. Ini hanya sebagian inidikasi, yang sebenarnya mungkin jauh lebih besar.
Penyebab dan Modus
Salah satu sebab yang mendasar adalah sistem politik demokrasi yang berbiaya mahal. Para politisi memerlukan biaya besar, mencapai miliaran per orang, untuk membiayai proses politik. Dana itu bisa berasal dari dana sendiri atau dari cukong para kapitalis. Akibatnya para politisi menggunakan segala cara untuk mengembalikan modal itu bagi dirinya sendiri dan cukongnya, ditambah keuntungan. Diantara modusnya, fasilitas langsung seperti fasilitas kunjungan, dan sejenisnya. Atau melalui proyek-proyek yang aneh besaran anggaran, jenis proyek atau prosesnya. Proyek-proyek fantastis di atas bisa jadi termasuk modus ini. Contoh lain, pengadaan mesin foto copy di DPR yang mencapai Rp 8,86 miliar yang pembukaan lelangnya dilakukan Oktober lalu. Bisa juga dengan modus merencanaan proyek tertentu yang tak jarang sekaligus ditentukan perusahaan pelaksananya. Apa yang terungkap dalam masalah mafia anggaran yang melibatkan anggota dewan mengungkap modus ini. Jadlah, politisi dan pejabat hanya mengabdi demi kepentingan sendiri, kelompok dan para cukong yang mendanai proses politiknya. Kepentingan rakyat hanya diperalat. Jika pun kadang-kadang diperhatikan, tak labih itu sekedar untuk penyesatan agar mereka terkesan memperhatikan kepentingan rakyat.
Semua itu makin parah dengan adanya nafsu hedonis pada diri para politisi dan pejabat. Mumpung masih menjabat, mereka gunakan fasilitas senyaman dan semewah mungkin. Barangkali itulah yang bisa ditangkap dari anggaran suplemen penambah stamina untuk DPR yang mencapai Rp. 800 juta; atau renovasi ruangan Banggar, dan renovasi dan pengadaan mebel di MA yang mencapai 11 miliar.
Lebih mendasar lagi, semua itu mencerminkan tipisnya keimanan dan ketakwaan pada diri mereka. Mereka tak lagi ingat akherat. Dunia telah menjadi tujuan mereka.
Sistem Islam Solusinya
Pemborosan uang rakyat itu sangat sulit, jika bukannya mustahil, diselesaikan dalam sistem politik demokrasi. Sebab sistem politik demokrasi yang mahal biaya justru menjadi akar penyebabnya. Untuk menyelesaikannya, sistem demokrasi yang mahal itu justru harus ditinggalkan. Sebagai gantinya Sistem Islam yang memang memiliki solusi untuk semua problem itu harus diterapkan. Islam memiliki hukum-hukum terkait dengan pembelanjaan harta negara yang memberikan panduan dan batasan sehingga pembelanjaan harta negara tidak mengikuti kehendak penguasa dan para politisi seperti dalam sistem demokrasi saat ini.
Al-‘Alamah syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, dari hasil elaborasi hukum-hukum syara’, beliau menyusun enam kaedah pembelanjaan kas negara (an-Nizhâm al-Iqtishâdî, hal.235-237, cetakan mu’tamadah.2004) yaitu: Pertama, harta zakat hanya dibelanjakan kepada delapan ashnaf yang telah ditentukan di dalam al-Quran. Kedua, Pembelanjaan untuk melaksaksanakan kewajiban jihad. Pembelanjaan ini adalah wajib dan tidak tergantung ada tidaknya harta. Ketiga, pembelanjaan untuk kompensasi jasa yang diterima negara seperti gaji pegawai, dsb. Pembelanjaan ini wajib dan tidak tergantung ada dan tidaknya harta. Keempat, Pembelanjaan bukan sebagai kompensasi, tapi untuk kepentingan rakyat yang jika tidak dilakukan atau ditunda akan bisa menimpakan dharar atau kesulitan bagi rakyat. Contoh, untuk pembangunan sarana vital, jalan, jembatan, rumah sakit, dan fasilitas yang sangat diperlukan lainnya. Pembelanjaan in juga wajib dan tidak tergantung ada tidaknya harta. Jika harta yang ada tidak cukup, diwajibkan pajak untuk menutupinya. Kaedah ini menempatkan pembangunan sarana dan fasilitas vital bagi masyarakat sebagai prioritas yang tak bisa ditawar-tawar. Dengan kaedah ini perbaikan semacam jembatan indiana jones yang ada di lebak tidak boleh ditunda. Kelima, bukan merupakan kompensasi, tapi merupakan kemaslahatan rakyat, yang jika ditunda tidak menyebabkan dharar bagi masyarakat. Misalnya, pembangunan jalan tambahan, dsb. Pembelanjaan ini hanya dilakukan jika ada dana dan setelah terpenuhi pembiayaan yang wajib dan dharurat. Jika tidak ada maka tidak perlu dipungut pajak untuk membiayainya. Keenam, pembelanjaan untuk menanggulangi bencana dan emergensi. Pembelanjaan ini harus dikeluarkan tidak tergantung ada dan tidaknya harta. Jika tidak ada harta atau kurang maka dipungut pajak untuk menutupinya.
Dari keenam kaedah itu, maka sebagian besar atau malah seluruh proyek fantastis diatas tidak termasuk diantaranya. Kalaupun dipaksakan masuk, mungkin termasuk kaedah kelima. Dalam pandangan syariah, pembelanjaan untuk semua itu tidak menjadi prioritas bahkan bisa diabaikan sama sekali. Dengan kaedah pembelanjaan kas negara seperti itu, maka munculnya proyek-proyek aneh dan fantastis seperti yang sekarang muncul, justru menjadi aneh dan bisa dicegah.
Disamping itu, sistem politik Islam prosesnya tidak membutuhkan biaya yang mahal. Para pejabat dan politisi tidak akan berambisi mengejar balik modal seperti dalam sistem politik demokrasi saat ini. Begitu juga, paradigma politik Islam bertumpu pada ri’ayah (pemeliharaan) urusan rakyat, dan bukannya berkutat dan fokus pada kekuasaan seperti paradigma politik saat ini. Dengan paradigma itu para polisi akan lebih berjuang demi kemaslahatan rakyat. Lebih dari itu, dalam sistem Islam, ketakwaan pejabat, politisi dan rakyat akan senantiasa dijaga dan dibina. Ketakwaan bersama itu akan mencegah semua bentuk pemborosan uang rakyat sampai seminimal mungkin bahkan hilang sama sekali.
Namun semua itu hanya bisa terwujud jika Syariah Islam diterapkan secara utuh dalam bingkai sistem politik Islam yaitu Khilfah ‘ala minhaj an-nubuwwah. Untuk itu tepat kita renungkan firman Allah SWT:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا
وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Wallâh a’lam bi ash-shawâb. []
Komentar Al Islam:
Komisi IV yang membidani pertanian, kehutanan dan kelautan meminta jatah 50% atau Rp. 4,33 triliun dana bansos dari Kementerian Pertanian. DPR berasalan akan digunakan untuk mengakomodasi aspirasi daerah (mediaindonesia.com, 24/1).1. Motiv sebenarnya adalah politik untuk memperoleh dana politik untuk pencitraan demi pemilu 2014. Itu akal bulus seperti dana aspirasi dulu.
2. Kepentingan rakyat hanya diperalat. Itulah karakter politik dan politisi sistem demokrasi yang berbiaya mahal.
Pengemudi mobil yang menabrak 13 orang, 9 orang diantaranya tewas, di Tugu Tani Jakarta Pusat , Minggu (22/1), berpesta narkoba dan menenggak minuman keras sebelum kecelakaan (mediaindonesia.com, 23/1)
1. Rasul saw sudah mengingatkan: “Khamr merupakan kuci semua keburukan”.
2. Karena itu peredaran narkoba dan miras harus dibabat habis.
3. Selamatkan masyarakat dari ancaman keburukan akibat miras dan narkoba dengan Syariah Islam dalam bingkai Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah.
Pembatasan BBM Bersubsidi: Demi Kepentingan Asing !
[Al Islam 590] Pemerintah akan memberlakukan pembatasan BBM subsidi mulai 1 April 2012. Sebab DPR dan pemerintah telah menyepakati UU No. 22 Tahun 2011 tentang APBN 2012 yang mengamanatkan pembatasan konsumsi BBM (lihat, Antara, 12/01).
Miras Bebas, Maksiat dan Kejahatan Makin Bablas
[Al Islam 589] Bukannya mencegah kemaksiatan,
pemerintah malah memberikan jalan bagi suburnya kemaksiatan dan
kerusakan di tengah masyarakat. Lihatlah, pemerintah justru mencabut
perda yang melarang miras (minuman keras)
.
.
UU Liberal Sumber Konflik Dan Kekerasan Negara
[Al Islam 588] Akhir tahun 2011 lalu dihiasi dengan
mencuatnya konflik dan kekerasan yang terjadi di Mesuji dan di Bima
NTB. Sejumlah korban baik tewas, luka berat atau luka ringan terjadi di
kedua konflik dan kekerasan itu.
Rabu, 13 Juni 2012
Jumat, 01 Juni 2012
Sosiologi Antropologi
TUGAS
ANTROPOLOGI SOSIOLOGI
Siklus Hidup, Kesehatan dan Peran Sosial Masa Balita dan Remaja
Siklus Hidup, Kesehatan dan Peran Sosial Masa Balita dan Remaja
PENDAHULUAN
Salah
satu upaya untuk menjelaskan persoalan-persoalan kesehatan manusia dapat
dilakukan dengan menggunakan pendekatan siklus hidup. Dari siklus hidup ini
dapat dirinci perkembangan psikologis dan sosiologis serta kebutuhan kesehatan
individu tersebut.
Makalah Agen penyakit (penyakit Hepatitis)
PENYAKIT HEPATITIS
Disusun
O
L
E
H
BAITUR RAHMAN MERJA (141 2011 0334)
ANDI KHAIRIL SARJAN (141 2011 0351)
RIAN ALAMSYAH (141 2011 0342)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2012
Senin, 21 Mei 2012
Senin, 02 April 2012
Kata – kata Cinta
berikut saya berikan sedikit kata - kata cinta yang sangat romantis dan indah baik bagi cewe ataupun cowok yang sedang jatuh cinta...
Pandangan Islam terhadap Hari Valentine
al-islahonline.com : Untuk muda-mudi generasi penerus, tulisan ini akan memaparkan sedikit panjang lebar tentang CINTA, yang ternyata eksploitasi cinta tanpa tuntunan agama akan bermuara kepada pergaulan seks bebas dan merusak tatanan , bahkan eksploitasi cinta akan dapat menggiring pelakunya ke sikap pendewaan cinta yang akhirnya akan dapat menggiring seseorang kepada kesyirikan yang tidak disadarinya.
Kursus Bahasa Ikan
Selain kelengkapan surat, paspor, visa, uang, pakaian dan jasmani yang prima, persiapan lain apakah yang Anda lakukan jika hendak bepergian ke negara-negara asing yang bahasa percakapan sehari-harinya bukan bahasa Indonesia atau Melayu? Jawabannya jelas: menguasai bahasa setempat, atau paling tidak bahasa Inggris sebagai bahasa pergaulan dunia. Sedikitnya Anda dianjurkan mampu memahami sejumlah ungkapan
Langganan:
Postingan (Atom)