Selain kelengkapan surat, paspor, visa, uang, pakaian dan jasmani yang prima, persiapan lain apakah yang Anda lakukan jika hendak bepergian ke negara-negara asing yang bahasa percakapan sehari-harinya bukan bahasa Indonesia atau Melayu? Jawabannya jelas: menguasai bahasa setempat, atau paling tidak bahasa Inggris sebagai bahasa pergaulan dunia. Sedikitnya Anda dianjurkan mampu memahami sejumlah ungkapan
yang seringkali digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Jika belum tahu sama sekali, Anda dapat belajar kilat sendiri melalui buku pelajaran bahasa, atau mengikuti kursus bahasa yang kini banyak diselenggarakan lembaga pendidikan dan pelatihan bahasa.Namun, ada satu negeri asing yang Anda takkan pernah mampu menguasai bahasanya. Jangankan mempelajarinya, tak seorang pun hingga kini pernah memahami penuh bahasa salah satu saja dari para penghuni dunia ini. Tak ayal lagi, ini berarti tak ada buku panduan mempelajari bahasa negeri ini, apalagi lembaga kursus bahasa yang menjual jasa mengajar bahasa tersebut. Anda mungkin penasaran, negeri apakah itu?
Namanya sudah biasa terdengar di telinga kita. Negeri itu adalah negeri lautan. Mungkin Anda kurang setuju jika lautan dikatakan di sini sebagai negeri asing. Tapi, marilah kita berpikir sejenak, manakah yang lebih jarang dikunjungi orang, negara di luar tanah airnya atau dunia lautan? Manakah yang telah lebih banyak ditelusuri, daratan benua atau kedalaman lautan? Manakah yang lebih banyak berbeda dari negeri tempat tinggal kita, cuaca dan iklim negara-negara asing atau keadaan dalam lautan?
Lautan dihuni ribuan bahkan jutaan warganya dengan bahasa yang tak pernah mampu dipahami manusia. Ada bahasa ikan, bahasa ubur-ubur, bahasa kuda laut, bahasa cumi-cumi, dan seterusnya, yang takkan pernah mampu dipahami manusia, yang telah ribuan tahun memakan sebagian makhluk di negeri lautan itu. Tak pernah ada ceritanya dalam catatan sejarah mana pun yang menyebutkan keberadaan lembaga kursus bahasa ikan!
Bagi Anda yang pernah melihat film fiksi ilmiah tentang makhluk luar angkasa, kehebatan ilmu pengetahuan dan teknologi mereka seringkali digambarkan jauh mengungguli kepunyaan manusia penghuni bumi. Faktanya, ada penghuni negeri lautan yang mampu berkomunikasi sesama jenis mereka dengan suara, meski terpisah jarak ratusan kilometer. Mereka tak perlu telepon genggam maupun satelit. Banyak pula yang tubuhnya memiliki kemampuan mengatasi tekanan air laut hingga 400 kali lipat daripada di permukaan, dan hidup di tempat gelap gulita bersuhu 4 derajat celcius. Tak ada manusia yang mampu hidup di keadaan seperti ini tanpa bantuan perangkat teknologi mutakhir.
Berjuta halaman buku dapat ditulis untuk mengisahkan fakta, dan bukan fiksi, tentang negeri lautan beserta penghuninya. Namun, kisahnya dalam beberapa halaman saja sudah cukup untuk membuka mata kita akan kehebatan pencipta-Nya, Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar