TUGAS
ANTROPOLOGI SOSIOLOGI
Siklus Hidup, Kesehatan dan Peran Sosial Masa Balita dan Remaja
Siklus Hidup, Kesehatan dan Peran Sosial Masa Balita dan Remaja
PENDAHULUAN
Salah
satu upaya untuk menjelaskan persoalan-persoalan kesehatan manusia dapat
dilakukan dengan menggunakan pendekatan siklus hidup. Dari siklus hidup ini
dapat dirinci perkembangan psikologis dan sosiologis serta kebutuhan kesehatan
individu tersebut.
Asumsi
yang dianut dalam wacana ini, dapat dirinci perkembangan individu akan maksimal
serta potensi genetiknya akan berkembang dengan baik jikakepadanya diberikan
lingkungan berkualitas, baik dari gizi maupun lingkungan sosialnya. Sehingga
pada akhirnya dapat membangun pribadi manusia yang ssehat baik secara
jasmaniah, emosi, spiritual, sosial dan ekonmi.
A. MASA BALITA
Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita
merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal.
Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima tahun,atau biasa
digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut
juga sebagai usia prasekolah.
Untuk
meningkatkan kemampuan kognitif PAUD dapat diberikan melalui bermain, karna
bermain sangat penting bagi perkembangan anak seutuhnya. Melalui bermain anak
secara tidak langsung melakukan kegiatan belajar. Waktu bermain anak akan
mendapatkan kesempatan bereksplorasi, bereksperimen dan dengan bebas
mengekspresikan dirinya. Dengan bermain, tanpa sengaja anak akan memahami
konsep tentang kognitif, afektif dan psikomotorik serta melihat adanya hubungan
antara satu dengan yang lainnya. Bermain merupakan pendekatan dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak usia dini. Selain itu, Cara
belajar yang dilakukan pada usia prasekolah ini melalui rangsang dari
lingkungannya, terutama lingkungan rumah. Terdapat pula pendidikan di luar
rumah yang melakukan kegiatan belajar lebih terprogram dan terstruktur, walau
tidak selamanya lebih baik.
Permainan peran, melatih
kemampuan pemahaman sosial
contoh: permainan sekolah,
dokter-dokteran, ruman-rumahan dll
Permainan imajinasi melatih
kemampuan kreativitas anak
Permainan motorik, melatih
kemampuan motorik kasar dan halus.
Motorik Kasar contoh: spider
web, permainan palang, permainan keseimbangan dll
Motorik halus: meronce,
mewarnai, menyuap.
Beberapa
peran social yang dimunculkan anak – anak dalam kehidupan di masyarakat, antara
lain :
1. Mengembangkan kepribdiannya, memiliki hak
bermain dan berekspresi sesuai dengan dirinya.
Berbagai
pengalaman ini berperan penting dalam mewujudkan apa yang dinamakan dengan
pembentukan diri secara utuh, yang tidak akan dapat tercapai kecuali dengan
memberikan kemerdekaan secara penuh kepada anak dan membina jiwa
kemandiriannya. Untuk mencapai ini semua, seorang pendidik mempunyai peran yang
penting dalam mendidik seorang anak, karena melalui pendidikan ini terdapat
pengaruh yang besar dan jelas dalam membentuk kepribadiannya. Lingkungan
keluarga yang dipenuhi dengan rasa cinta dan rasa saling tolong, yang
berlandaskan dengan ikatan yang kuat antara keluarga, juga mempunyai andil yang
besar dalam membentuk kepribadian seorang anak, serta dapat memotivasi anak
untuk membina dirinya dan meningkatkan kemampuan dan potensinya.
Dengan bermain,
anak – anak secara tidak langsung dapat berekspresi sesuai dengan keinginannya
sendiri. Anak-anak usia dini, suka sekali berlari, berteriak, bermain
sambil ngomong sendiri, memainkan permainannya dengan berisik, dan
lain-lain. Mungkin sebagai orang yang dewasa, hal ini sangat mengganggu,
sehingga kadang kita menyuruh mereka untuk tidak berisik. Dengan menyuruh
mereka untuk bermain dengan tenang dan tidak membuat gaduh, anak-anak
menjadi merasa tertekan. Dalam tekanan inilah, anak-anak menjadi
kurang bisa berekspresi secara bebas. Alangkah baiknya, bila kita memberikan
kesempatan anak-anak untuk berekspresi secara bebas. Bisa dengan cara
memberikan ruangan bermain khusus bagi mereka, menemani mereka, atau bisa
juga dengan cara membuatkan jadwal bermain bagi mereka. Mengajak anak-anak
bermain di ruangan terbuka, misalnya dengan mengajak bermain di taman dan
wisata alam akan sangat membantu anak untuk bisa berekspresi secara kreatif
dan bebas….
2. Tanda Soaial dari Keluarga
Perlu diketahui
pula bahwa keluarga juga sangat rentan terhadap perubahan yang terjadi dalam
masyarakat. Wajar sekali jika para pengamat menyebut masyarakat yang sehat
terdiri atas keluarga yang sehat pula. Setiap transformasi sosial, budaya, dan
politis, yang berpotensi melemahkan struktur kekeluargaan, dapat menjadi faktor
negatif dalam pembentukan generasi berikutnya. Dengan kata lain, keluarga
merupakan refleksi dari sebuah masyarakat secara keseluruhan. Begitu pula
dengan hadirnya seorang anak dalam keluarga. Anak tersebut sangat erat
hubungannya dengan keadaan keluarganya misalnya tingkat sosial. Seorang anak
yang sehat dan cerdas dapat menunjukkan diri sebagai tanda sosial bagi
keluarganya.
3. Anak adalah Pemegang Amanah Harapan Orang
Tua
Setiap orang tua
pasti mengharapkan suatu hari nanti akan sukses dalam kehidupannya. Sebelum
lahir saja sudah dipersiapkan nama yang baik dan mempunyai makna sesuai
keinginan kita anak itu menjadi apa. Oleh sebab itu, Orang tua akan berusaha
mendidik dan menyekolahkannya setinggi mungkin. Bagaimana pun caranya mereka
lakukan agar kelak anak bisa memenuhi harapan orangtua, sukses dalam hidupnya.
Dan tentunya juga berharap anak lebih baik lagi daripada kita mereka.
Sesungguhnya
yang utama adalah harus mendidiknya dengan menanamkan kebaikan dan budi .
Kemudian baru mengajarkan mencari kekayaan. Tetapi jaman sekarang mengajarkan
mencari uang yang utama, kebaikkan dan budi belakangan. Kenapa harus
mengajarkan kebaikkan dan budi yang utama?
Sebab itulah
modalnya untuk mencapai sukses yang sesungguhnya kelak. Ada kebaikkan dan budi
walau tanpa kekayaan, masih bisa mengharumkan nama orangtua dan menjadikannya
manusia yang bernilai. Tetapi kalau punya kekayaan , tanpa adanya budi dan
kebaikkan, mungkin bisa menghancurkan hidupnya sendiri dan juga merusak nama
orangtuanya.
4.
Kehadiran
anak memperkuat nilai solidaridas keluarga
Dengan hadirnya
seorang anak dapat membuat suatu keluarga menjadi semakin dekat. Hubungan
sesema orang tua pun juga menjadi lebih tinggi dan rekat bila didukung oleh
kehadiran anak yang berkualitas. Hal ini terbukti karena hampir semua orang tua
merasa senang jika mengetahui bahwa istri mereka sedang hamil atau sedang
mengandung.
5.
Anak
memiliki nilai sosial yang tinggi bagi keluarga, baik ekonomi maupun soial
Kehadiran anak
bagi keluarga merupakan tambahan tenaga kerja baru bagi keluarganya. Selain
itu, anak memiliki nilai sosial yang tinggi terutama sebagai penerus bagi orang
tuanya.
B.
MASA REMAJA
Masa remaja adalah
masa transisi diri periode anak ke dewasa. Apabila kita perhatikan dan kita
ikuti pertumbuhan anak sejak lahir sampai besar, akan didapatilah bahwa anak
itu tumbuh secara berangsur-angsur bersamaan dengan bertambahnya umur. Demikian
pula halnya dengan pertumbuhan identitas/konsep diri juga berkembang seiring
dengan bertambahnya berbagai pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya baik
dari pendidikan keluarga sekolah maupun dari masyarakat dimana ia tinggal. Selain
pertumbuhan yang cepat, juga tembul tanda-tanda sex sekunder, serta diakhiri
dengan berhentinya pertumbuhan. Khusus pada perempuan, masa ini merupakan masa
persiapan untuk menjadi calon ibu.
Aktivitas
mereka pun meningkat, sehingga kebutuhan gizinya juga bertambah. Nafsu makan
mereka umumnya baik. Brezeberapa masalah kesehatan yang dapat berpengaruh
terhadap kesehatan remaja, antara lain :
1.
Masalah Gizi
Anemia karena
kurang zat besi adalah masalah yang paling umum dijumpai terutama pada
perempuan. Zat besi diperlukan untuk membentuk sel-sel darah merah, dikonversi
menjadi hemoglobin, beredar ke seluruh jaringan tubuh, berfungsi sebagai
pembawa oksigen.
Remaja perempuan membutuhkan lebih banyak zat besi daripada laki-laki. Agar zat besi yang diabsorbsi lebih banyak tersedia oleh tubuh, maka diperlukan bahan makanan yang berkualitas tinggi. Seperti pada daging, hati, ikan, ayam, selain itu bahan maknan yang tinggi vitamin C membantu penyerapan zat besi.
2. Masalah Sex dan Sexualitas
Para remaja
dapat memperoleh informasi mengenai seks dan seksualitas dari berbagai sumber,
termasuk dari teman sebaya, lewat media massa baik cetak ataupun eletronik
termasuk di dalamnya iklan, buku ataupun situs di internet yang khusus
menyediakan informasi tentang seks dan seksualitas. Sebagian informasi tersebut
dapat dipercaya, sebagian lainnya mungkin tidak. Jadi pemberian pendidikan seks
pada remaja sebenarnya adalah mencari tahu terlebih dahulu apa yang telah
mereka ketahui mengenai seks dan seksualitas, menambahkan hal yang kurang serta
membenarkan informasi yang ternyata tidak sesuai. Informasi yang salah tersebut
seperti misalnya informasi bahwa berhubungan seksual merupakan salah satu
pembuktian kasih sayang dan apabila berhubungan seksual cuma sekali saja tidak
akan menyebabkan kehamilan atau bahwa penyakit AIDS sudah ada obat
penyembuhnya. Tanpa adanya informasi yang tepat, maka akan dapat menjerumuskan
kehidupan remaja.
Pendidikan seks
sendiri merupakan suatu proses untuk memperoleh informasi dan membentuk sikap
serta keyakinan mengenai seks, identitas seksual serta hubungan. Pendidikan
seks juga dapat membantu remaja untuk memiliki kemampuan sehingga mereka dapat
bertindak sesuai apa yang mereka yakini dengan percaya diri. Hal ini berarti
juga dapat membantu mereka untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan seksual,
ekploitasi seksual, terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan serta penularan
penyakit seksual serta HIV dan AIDS.
3. Munculnya Aneka Ragam Pola atau Gaya Hidup
Remaja
Sebagai gambaran
tentang masalah remaj'a kaitannya dengan perkembangan kesehatan reproduksi,
tulisan ini mengungkap secara ringkas yang bersumber dari beberapa studi yang
dilakukan tentang hal tersebut.
Banyak studi yang mengungkap bahwa perkawinan yang terlalu dini serta kehamilan dan persalinan pada usia remaja menyebabkan lbu maupun bayinya berisiko tinggi.
'Studi analisis situasi di kecamatan Tebet Jakarta (tahun 1997) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) di puskesmas Tebet, dilakukan pengembangan model Pelayanan KRR pada tahun 1997/1998. Kegiatan awal yang dilakukan adalah Analisis Situasi terhadap siswa SMP, SMU, Karang Taruna dan provider dari berbagai unit kerja seperti puskesmas, seksi UKS, Kelurahan, KUA, Kader PKK dan NGO (Yayasan Kusuma Buana), untuk mengidentifikasi masalah remaja, kebutuhan remaja terhadap informasi dan pelayanan serta fasilitas pelayanan yang tersedia.
Melalui Focus Group Diskusi (FGD) terungkap berbagai masalah remaja, yaitu hubungan seksual sebelum nikah, hamil diluar nikah, masalah aborsi, dan putus sekolah karena menikah, pemakaian alat kontrasepsi pada remaja. Melalui interview terhadap 41 orang remaja (13-18 tahun) diketahui hanya 19.5% remaja pernah memanfaatkan fasilitas pelayanan khusus macam pelayanan yang diperoleh belum mencerminkan pelayanan KRR.
Banyak studi yang mengungkap bahwa perkawinan yang terlalu dini serta kehamilan dan persalinan pada usia remaja menyebabkan lbu maupun bayinya berisiko tinggi.
'Studi analisis situasi di kecamatan Tebet Jakarta (tahun 1997) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) di puskesmas Tebet, dilakukan pengembangan model Pelayanan KRR pada tahun 1997/1998. Kegiatan awal yang dilakukan adalah Analisis Situasi terhadap siswa SMP, SMU, Karang Taruna dan provider dari berbagai unit kerja seperti puskesmas, seksi UKS, Kelurahan, KUA, Kader PKK dan NGO (Yayasan Kusuma Buana), untuk mengidentifikasi masalah remaja, kebutuhan remaja terhadap informasi dan pelayanan serta fasilitas pelayanan yang tersedia.
Melalui Focus Group Diskusi (FGD) terungkap berbagai masalah remaja, yaitu hubungan seksual sebelum nikah, hamil diluar nikah, masalah aborsi, dan putus sekolah karena menikah, pemakaian alat kontrasepsi pada remaja. Melalui interview terhadap 41 orang remaja (13-18 tahun) diketahui hanya 19.5% remaja pernah memanfaatkan fasilitas pelayanan khusus macam pelayanan yang diperoleh belum mencerminkan pelayanan KRR.
Selain itu,
masalah pola konsumsi remaja juga menjadi hal yang berpengaruh pada kesehatan. Bagi produsen, kelompok usia remaja adalah salah satu
pasar yang potensial. Alasannya antara lain karena pola konsumsi seseorang
terbentuk pada usia remaja. Di samping itu, remaja biasanya mudah terbujuk
rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung boros
dalam menggunakan uangnya. Sifat-sifat remaja inilah yang dimanfaatkan oleh
sebagian produsen untuk memasuki pasar remaja.
Di kalangan remaja yang memiliki orang tua dengan kelas
ekonomi yang cukup berada, terutama di kota-kota besar, mall sudah menjadi
rumah kedua. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka juga dapat mengikuti mode
yang sedang beredar. Padahal mode itu sendiri selalu berubah sehingga para
remaja tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya. Alhasil, muncullah
perilaku yang konsumtif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar