Hari ini saya akan bercerita pengalaman
buruk saya pada saat ingin mengikuti tes penerimaan Pengawai Negeri Sipil (PNS).
Ini merupakan pengalaman pribadi yang tidak akan pernah saya lupakan sampai
kapanpun. Kalo dibilang sedih iya, lucu juga iya, dramatis juga iya, pokonya
semua lah. Yang jelas ada hikmah tersendiri yang ada dibalik cerita itu.
Kejadian ini terjadi pada tahun 2018 saat
ada penerimaan CPNS. Saat itu saya baru menjalani kuliah pascasarjana semester
1 di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta. Saking padat dan
banyaknya tugas kuliah membuat saya jadi agak stress sehingga memutuskan untuk
ikut tes CPNS tersebut. Sebelum mendaftar, saya meminta pertimbangan kepada
kedua orang tua. Pendapat bapak dan ibu berbeda membuat saya sedikit bimbang. Bapak
sangat tidak setuju awalnya jika saya mengikuti tes tersebut, sedangkan ibu
saya sangat mendukung dan berharap saya lulus dan mendapat penempatan dekat
dengan ibu (mungkin naluri seorang ibu, saking sayangnya ibu kepada saya sehingga
menginginkan anaknya dekat). Namun semua kembali kepada diri saya sendiri.
Selain minta pertimbangan kepada kedua
orang tua, saya juga meminta pendapat dari kakak saya satu-satunya (saya Cuma 2
bersaudara). Kakak saya saat itu telah menyelesaikan program pascasarjana dan
profesi apotekernya di Yogyakarta juga sehingga di juga mendaftar tes PNS. Dia
menyarankan saya untuk mendaftar saja karena menurutnya kalo rezeki tidak akan
kemana. Dan kalopun kita lulus, lokasi kita tidak terlalu berjauhan karena saya
mengambil lokasi penempatan di Merauke sedangkan dia memilih lokasi penempatan Kota
Jayapura.
Akhirnya kami sama-sama mendaftar dan mengurus
segala berkasnya. Karena pendaftarannya secara online, maka tidak terlalu repot.
Pada saat pengumuman hasil berkas, Alhamdulillah kami berdua sama-sama lulus
berkas sehingga dapat mengikuti tes selanjutnya yaitu TWK, TKB, dll….
Pada saat waktu tes, kakak saya mendapat
jadwal duluan sehingga dia mengikuti tes TW, TKB tersebut di kota semarang dan
alhamdulillah berjalan dengan lancar. Dan pada saat jadwal tes untuk saya,
disinilah cerita ini berawal.
Saat itu saya sudah membaca dan
mempersiapkan kartu tes dan kartu pendaftaran online pada malam harinya. Tes akan
dilaksanakan besok sore jam 3 dan hari itu bersamaan dengan mata kuliah
tutorial Biostatistik yang saat itu paling ditakuti dan paling bikin kepala pusing
tujuh keliling. Tutorial dimulai pada jam 01.00 dan berakhir pada jam 02.30
sehingga dari pagi saya sudah menggunakan pakaian lengkap Hitam Putih.
Pada saat tutorial berlangsung mulailah turun
hujan yang cukup deras sehingga membuat saya agak khawatir apakah bisa sampai
di lokasi tes atau tidak. Pukul 02.30 tutorial berakhir namun hujan masih tetap
turun dan cukup deras. Namun karena mengingat waktu saya buru-buru turun dari
lantai 3 menuju depan perpustakaan sambil menunggu hujan reda namun tak kunjung
reda juga.
Karena masih hujan, saya memutuskan untuk
mengorder Grab bike. Namun karena hujan membuat jalanan macet dan grab pun
menelpon bahwa hujan sehingga membuat agak lama. Saya melihat maps aplikasi
grab yang menunjukkan jarak mobil masih jauh. Namun dengan bersabar, saya masih
menunggu.
Disaat saya masih menunggu datanglah salah
seorang teman cewe (cieciecie) yang ingin pulang juga namun sedang menunggu
jemputan dari temannya. Dia kemudia bertanya kenapa masih disini. Saya kemudian
mengatakan bahwa saya sedang menunggu grabcar karena ingin mengikuti tes PNS. Dia
bertanya jam berapa tesnya dan sayapun menjawab jam 3. Sambil melihat jam yang
menunjukkan pukul 3 kurang beberapa menit, kemudian dia mengeluarkan mantelnya
dan meminjamkan kepada saya. Dia mengatakan pake mantel saya saja dan order
grabbike karena jalanan sedang macet. Saya merasa ini sebuah kebaikan dari
Allah, sehinnga saya pun mengucapkan Syukur Alhamdulillah. Saya kemudian
megorder grabbike dan berangkat menuju lokasi.
Di perjalanan hujan tak juga reda namun driver
gojek tetap melanjutkan perjalanan karena saya telah menggunakan mantel. Tiba-tiba
di tengah jalan motor yang saya naiki ini mengeluarkan gejala-gejala yang aneh.
Yaaaa benar, motor ini mogok sehingga kami agak minggir. Beberapa kali driver
mencoba menyalakan motornya namun tidak mau juga. Saya pun kembali melihat jam
yang menunjukkan kan 03.00.
Setelah beberapa saat dicoba, motor
tersebut akhirnya bisa menyala kembali. Dan kembali saya mengucap syukur. Celana
yang saya kenakan sudah cukup basah begitupun dengan sepatu saya. Namun saya
tetap semangat. Beberapa saat kemudia saat masih di perjalanan tiba-tiba hp
dari driver tersebut basah. Driver kambali ke pinggir sambil melihat dan
mengelap hpnya. Driver bertanya kepada saya apakah saya mengetahui lokasi
tesnya dan sayapun menjawa TIDAK. Driver tersebut juga tidak mengetahui
lokasinya namun saat ini hp yang digunakan sebagai maps jadi basah dan tidak
bisa melihat. Namun driver tersebut tetap melanjutkan perjalanan dengan sambil
sesekali mengelap layar hpnya. Kesekian kalinya saya kembali mengucap syukur Alhamdulillah.
Kamipun tiba dilokasi tes dan kondisi
lokasinya banjir. Sayapun turun dengan sepatu dan celana yang sudah basah. Saya
memasuke Gedung tempat registrasi dan melihat begitu Panjang antrian para calon
pendaftar. Sayapun bertanya kepada admin alur dan proses registrasi. Kembali saya
menemukan permasalahan yaitu tidak mengeprint kartu untuk ditempel di depan map
berwarna hijau. Dan saat itu saya pun tidak membawa map berwarna hijau. Saya pun
sudah mulai putus asa dengan berbagai kejadian yang saya alami dan berniat
meninggalkan tempat tersebut. Namun tiba-tiba muncul lagi seorang cewe yang saya
tidak kenal namun dia mengenal saya. Diapun menegur saya dan mengatakan “mas
anak IKM kan?” dengan senyum sayapun menjawab iya. Dia bertanya kepada saya “mau
kemana mas ??” dan saya menjawab mau mencari toko penjual map karena saya lupa
membawa map hijau. Dengan cepat dia mengatakan “mas, ada punya saya lebih satu
kalo mau”, saya pun kembali semangat dan mengikutinya mengambil map diantara
kumpulan tas peserta yang sudah diatur oleh panitia. Dan lagi-lagi saya mengucap
syukur kepada Allah SWT.
Setelah mendapat map dari teman tersebut
kemudian saya kembali melihat papan pengumuman untuk melihat apa yang harus
dilakukan setelah itu. Saya teliti mulai dari atas sampai di bawah dengan
cermat. Namun seketika itu, wajah saya mulai lesu sambil cepat membuka tas yang
saya bawa. Sayapun kembali bersedih sesedih-sedihnya karena ternyata ada
persyaratan yang paling urgen yang tidak saya bawa yaitu Foto copy Ijazah dan
lainnya yang artinya saya tidak tidak dapat mengikuti tes PNS tahun ini. Sampai
disinilah perjuangan saya hari ini.
Hancurlah hati saya dan dengan muka yang
sedih berjalan keluar Gedung menuju pulang. Hujan dan banjir tidak lagi saya
hiraukan. dengan menggunakan jaket untuk melindungi tas saya berjalan untuk
kembali mengorder grab.
Itulah akhir dari kisah saya pada hari itu
dan hasilnya tidak mengikuti tes PNS. Namun banyak pelajaran dan hikmah yang
dapat saya petik dari kejadian itu. Hikmah yang paling utama adalah
Alhamdulillah kakak saya lulus dan saat ini telah bertugas dikota Jayapura
sebagai Dosen di POLTEKES. Hikmah bagi saya yaitu saya semakin rajin menjalani
kuliah dengan berbagai tugas dan kesibukan yang membuat stress namun tetap kujalani.
Saat saya memposting cerita ini, saya telah berada pada semester 3 dan sedang dalam
proses penyusunan Proposal Tesis.
Semoga kuliah saya dapat berjalan dengan lancar
dan saya dapat membanggakan kedua orang tua saya dengan menjadi seorang master
dibidang kesehatan masyarakat yang menjadi impian bagi kedua orang tua saya. Terima
kasih bapak, mama, kakak dan bibi saya. Saya akan tetap semangat menjalani
kuliah ini hingga selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar