Bahasa Bima Vs Bahasa Indonesia
Kejadian ini terjadi sudah sangat lama. Sekitar tahun 2008
atau 2009. Saat itu saya masih duduk di bangku SMA dan masih keren entahlah kelas berapa. Soalnya sudah sangat
lama. Kalo diibaratkan besi pasti sudah sangat berkarat. Hehehehhe….
.
Cerita ini berawal ketika kakek dan nenek saya (orang tua
dari ayah saya) berada di Papua. Kakek dan nenek saya ingin melihat bagaimana
keadaan rumah dan tempat kerja ayah saya di Papua tepatnya di kota kecil
bernama Merauke. Oh iya kalian perlu tau dulu nih teman-teman. Ayah dan ibu
saya berasal dari Bima salah satu kabupaten yang berada di Propinsi Nusa
Tenggara Barat. Jadi berdasarkan keturunan, sebenarnya saya dan kakak saya itu
asli orang Bima. Namun, saya dan kakak saya itu lahir di Merauke sampai besar
di merauke. Jadinya bahasa yang kami tahu hanyalah bahasa indonesia dengan
logat papua.
Hhhmmm, kalo bahasa Bimaaaa, bisa ya sdkit dan juga kami
dapat mengerti, namun untuk mengungkapkannya itu rasanya susah sekali. Hal ini Mungkin
dipengaruh kebanyakan makan makanan di papua makanya dibilang lidah sagu
(makanan pokok masyarakat papua). Jadi setiap ada teman atau orang bertanya
kamu orang mana, dengan bangga saya jwabnya “orang papua”. Bukannya tidak mau
mengakui teman-teman, tapi takutnya dibilang orang Bima tapi ga bisa bahasa
Bima. Bagi orang bima itu dibilang sombong.
Kembali ke Laptop teman-teman. Jadi ceritanya kakek dan
nenek saya saat itu berada di papua. Yah maklum saja orang tua, jadi belum
mengerti banyak bahasa Indonesia. Jadi bahasa yang digunakan dirumah setiap
hari yaitu bahasa Bima asliiiiiiii. Dan itu asli bikin saya dan kakak kadang
tidak mengerti jika disuruh.
Pada suatu hari (jreng, jreng, jreng,jreng). Dikamar bibi saya masuk seekor
ular yang cukup besar berwarna hijau. Kalau di papua biasanya dibilang ular
patola. Ular itu masuk dan bersembunyi di bawah lemari pakaian. Mungkin bibi
saya yang melihatnya lebih dahulu kemudian berteriak memanggil paman saya untuk
memberitahukan bahwa ada ular.
Paman saya segera datang membawa sebuah kayu balok untuk
membunuhnya. Saat itu kakek dan nenek saya juga sedang berada dikamar itu. Saya
dan paman saya mencoba melihat kebawah kolong lemari untuk membunuhnya. Karena
penasaran, nenek saya bertanya :
Nenek : wara sawa ? (sawa adalah bahasa bima yang artinya ular).
Saya : tidak ada sawa disini nek. (dengan polosnya diriku).
Nenek : Sawa ede ni ngara na. (artinya : ular itu namanya)
Saya : Bukan sawa, itu Ular. (dengan muka agak serius).
Nenek : Iyoooo, nggahi indo na ular, pala nggahi mbojo na sawa
(artinya : iyo, bahasa indonesianya itu ular, tapi bahasa bimanya itu sawa).
Saya : Menggaruk – garukan kepala karena tidak mengerti maksudnya.
Dan kami pun semua tertawa mendengar penjelasan dari nenek
ku itu. Hahahahhahahah
Dasar orang bima kesasar ngga tau bahasa Bima….
Semoga Menghibur teman-teman…
Jgan lupa tinggalakan komentar teman-teman…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar