TUGAS
DASAR
– DASAR KESEHATAN
KERJA
O
L
E
H
BAITUR RAHMAN MERJA
(141 2011 0334)
L_2
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
KATA
PENGANTAR
Assalamu
‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini. Tak
lupa Shalawat serta Salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah diutus kemuka bumi ini sebagai Rahmatanlil
Alamin.
Makalah ini disusun untuk mengetahui
tentang Ergonomi (perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka).
Dimana dalam makalah ini diharapkan lebih membuka wawasan berpikir dibidang
terkait dengannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan
informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Wallahu
Waliyyut Taufiq Wal - Hidayah
Makassar, November 2012
Penyusun
Daftar Isi
Halaman Sampul
………………………………………………………………
Kata Pengantar
…………………………………………………………….......
Daftar isi
………………………………………………………...……………....
BAB I Pendahuluan
A.
Latar Belakang …………………………………….……………...……
B.
Rumusan Masalah ………………………………………………….….
C.
Tujuan ……………………………………………..…………………....
BAB II PEMBAHASAN
A.
Definisi Ergonomi ……………..…………………………………...…
B.
Sejarah Ergonomi …….…………………………………………….....
C.
Ruang Lingkup Ergonomi …………………......................................
D.
Tujuan dan Prinsip Ergonomi
…………………………………......….
E.
Bidang Studi Ergonomi ….…………………………………………….
F.
Penerapan Ergonomi ………………………….………...…………….
BAB III Penutup
A.
Kesimpulan ……………………………………..…………………..…..
B.
Saran ………………………………………………..………………..…
Daftar pustaka ……………………………………………………………...….
|
1
2
3
4
5
5
6
6
7
8
9
11
14
14
15
|
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lingkungan kerja adalah tempat dimana proses
berlangsungnya seseorang melakukan aktivitas kerja. Hal ini meliputi keadaan
dan kondisinya, pengaturan tempat duduk, bentuk kursi, berbagai macam alat
perlengkapan yang tersedia. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu sistematis untuk
memenfaatkaninformasi - informasi mengenai kemampuan dan keterbatasan manusia
untukmerancang sistem kerja, sehingga manusia dapat hidup dan bekerja dalam
sistemyang baik, efektif, aman dan nyaman. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukanpada pramusaji dan pembeli di Warteg Muncul jalan Pusponjolo, terdapat
beberapagangguan kesehatan akibat kerja. Hal ini terjadi karena sikap kerja,
posisi duduk,tinggi dataran dan sarana kerja yang tidak ergonomi. Sehingga
dapat menyebabkannyeri pada punggung, keluhan muskuloskeletal, kelelahan pada
otot dan tulang,serta gangguan kesehatan lainnya. Berdasarkan pengamatan, yang
menjadi permasalahan utama adalah kursi dan meja yang dipakai oleh pramusaji
dan pembeli di warteg tidak ideal yaitu kursi tidak terdapat sandaran punggung,
lebar dan ukuran kursi terlalu kecil, sehingga tidak nyaman lagi, serta ukuran
tinggi meja yang tidak sesuai standar kriteria ergonomi.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
definisi Ergonomi
2. Sejarah
Ergonomi
3. Ruang
lingkup Ergonomi
4. Tujuan
dan Prinsip Ergonomi
5. Bidang
studi Ergonomi
6. Penerapan
ergonomi
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui Apa definisi Ergonomi
2. Untuk
mengetahui Sejarah Ergonomi
3. Untuk
mengetahui Ruang lingkup Ergonomi
4. Untuk
mengetahui Tujuan dan Prinsip Ergonomi
5. Untuk
mengetahui Bidang studi Ergonomi
6. Untuk
mengetahui Penerapan ergonomi
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Defenisi Ergonomi
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia
dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah
manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan
bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia
ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa
menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan,
pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan
tubuh manusia.
Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan
untuk “fitting the job to the worker”, sementara itu ILO antara lain
menyatakan, sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu
teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja
yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya”
B. Sejarah
Ergonomi
Ergonomi
dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai judul buku yang dikarang oleh
Prof. Murrel. Istilah ergonomi digunakan secara luas di Eropa. Di Amerika
Serikat dikenal istilah human factor atau human engineering.
Kedua istilah tersebut (ergonomi dan human factor) hanya berbeda pada
penekanannya. Intinya kedua kata tersebut sama-sama menekankan pada performansi
dan perilaku manusia. Menurut Hawkins (1987), untuk mencapai tujuan praktisnya,
keduanya dapat digunakan sebagai referensi untuk teknologi yang sama.
Ergonomi telah
menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000 tahun yang lalu.
Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia merancang benda-benda
sederhana, seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya,
sampai dilakukannya perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut untuk
memudahkan penggunanya. Pada awalnya perkembangan tersebut masih tidak teratur
dan tidak terarah, bahkan kadang-kadang terjadi secara kebetulan.
Perkembangan
ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu pada saat Taylor
(1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi tentang waktu
dan gerakan. Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada Perang Dunia I untuk
mengoptimasikan interaksi antara produk dengan manusia.
Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric (Amerika) melakukan suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan “Hawthorne Effects” (Efek Hawthorne). Hasil percobaan ini memberikan konsep baru tentang motivasi di tempat kerja dan menunjukan hubungan fisik dan langsung antara manusia dan mesin.
Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric (Amerika) melakukan suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan “Hawthorne Effects” (Efek Hawthorne). Hasil percobaan ini memberikan konsep baru tentang motivasi di tempat kerja dan menunjukan hubungan fisik dan langsung antara manusia dan mesin.
Kemajuan
ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya bukti nyata bahwa
penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan kemauan manusia untuk
bekerja lebih efektif. Hal tersebut banyak dilakukan pada perusahaan-perusahaan
senjata perang.
C. Ruang Lingkup Ergonomi
Ergonomi
adalah ilmu dari pembelajaran multidisiplin ilmu lain yang menjembatani
beberapa disiplin ilmu dan professional, serta merangkum informasi, temuan, dan
prinsip dari masing-masing keilmuan tersebut. Keilmuan yang dimaksud antara
lain ilmu faal, anatomi, psikologi faal, fisika, dan teknik.
Ilmu
faal dan anatomi memberikan gambaran bentuk tubuh manusia, kemampuan tubuh atau
anggota gerak untuk mengangkat atau ketahanan terhadap suatu gaya yang
diterimanya. Ilmu psikologi faal memberikan gambaran terhadap fungsi otak dan
sistem persyarafan dalam kaitannya dengan tingkah laku, sementara eksperimental
mencoba memahami suatu cara bagaimana mengambil sikap, memahami, mempelajari,
mengingat, serta mengendalikan proses motorik. Sedangkan ilmu fisika dan teknik
memberikan informasi yang sama untuk desain lingkungan kerja dimana pekerja
terlibat.
Kesatuan
data dari beberapa bidang keilmuan tersebut, dalam ergonomi dipergunakan untuk
memaksimalkan keselamatan kerja, efisiensi, dan kepercayaan diri pekerja sehingga
dapat mempermudah pengenalan dan pemahaman terhadap tugas yang diberikan serta
untuk meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pekerja.
D. Tujuan dan Prinsip Ergonomi
Terdapat
beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penerapan ilmu ergonomi. Tujuan-tujuan
dari penerapan ergonomi adalah sebagai berikut (Tarwaka, 2004):
a. Meningkatkan
kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit
akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan
kepuasan kerja.
b. Meningkatkan
kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan
mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik selama
kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
c. Menciptakan
keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan antropologis dari
setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan
kualitas hidup yang tinggi.
Memahami prinsip
ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap tugas atau pekerjaan meskipun ilmu
pengetahuan dalam ergonomi terus mengalami kemajuan dan teknologi yang
digunakan dalam pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah
pedoman dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja. Menurut Baiduri dalam diktat
kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi, yaitu sebagai berikut:
a. Bekerja dalam posisi atau postur normal.
b. Mengurangi beban berlebihan.
c. Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan.
d. Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh.
e. Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan.
f. Minimalisasi gerakan statis.
g. Minimalisasikan titik beban.
h. Mencakup jarak ruang.
i. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
j. Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan
saat bekerja.
k. Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti.
l. Mengurangi stres.
E. Bidang Studi Ergonomi
Beberapa bidang
studi yang dipelajari dalam ergonomi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan kerja. Menurut Asosiasi Internasional Ergonomi terdapat tiga
bidang studi dalam ergonomi. Penjelasan dari ketiga bidang studi tersebut
adalah sebagai berikut (http://sobatbaru.blogspot.com/
2010/03/pengertian-ergonomi.html, 2011):
a. Ergonomi fisik: berkaitan dengan
anatomi manusia dan beberapa karakteristik antropometrik, fisiologis, dan bio
mekanik yang berkaitan dengan aktivitas fisik.
b. Ergonomi kognitif: berkaitan dengan
proses mental, seperti persepsi, memori, penalaran, dan respon motorik, karena
mereka mempengaruhi interaksi antara manusia dan elemen lain dari sistem. Topik
yang relevan meliputi beban kerja mental, pengambilan keputusan, kinerja
terampil, interaksi manusia-komputer, kehandalan manusia, stress kerja, dan
pelatihan yang berhubungan dengan manusia-sistem dan desain interaksi manusia
komputer.
c. Ergonomi organisasi: berkaitan
dengan optimalisasi sistem teknis sosial, termasuk struktur organisasi,
kebijakan, dan proses. Topik yang relevan meliputi komunikasi, awak manajemen
sumber daya, karya desain, kerja tim, koperasi kerja, program kerja baru, dan
manajemen mutu.
Pengelompokkan bidang kajian
ergonomi yang secara lengkap dikelompokkan oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana
(1979). Berikut ini adalah penjelasan dari bidang-bidang kajian tersebut.
a. Faal Kerja, yaitu bidang kajian
ergonomi yang meneliti energi manusia yang dikeluarkan dalam suatu pekerjaan.
Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang dapat
meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat bekerja.
b. Antropometri, yaitu bidang kajian
ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia untuk
digunakan dalam perancangan peralatan dan fasilitas sehingga sesuai dengan
pemakainya.
c. Biomekanika yaitu bidang kajian
ergonomi yang berhubungan dengan mekanisme tubuh dalam melakukan suatu
pekerjaan, misalnya keterlibatan otot manusia dalam bekerja dan sebagainya.
d. Penginderaan, yaitu bidang kajian
ergonomi yang erat kaitannya dengan masalah penginderaan manusia, baik indera
penglihatan, penciuman, perasa dan sebagainya.
e. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian
ergonomi yang berkaitan dengan efek psikologis dari suatu pekerjaan terhadap
pekerjanya, misalnya terjadinya stres dan lain sebagainya.
Pada prakteknya, dalam mengevaluasi
suatu sistem kerja secara ergonomi, kelima bidang kajian tersebut digunakan
secara sinergis sehingga didapatkan suatu solusi yang optimal, sehingga seluruh
bidang kajian ergonomi adalah suatu sistem terintegrasi yang semata-mata
ditujukan untuk perbaikan kondisi manusia pekerjanya.
F. Penerapan Ergonomi
Ergonomi dapat
diterapkan pada beberapa aspek dalam bekerja. Penerapan ergonomi antara lain
dapat dilakukan pada posisi kerja, proses kerja, tata letak tempat kerja, dan
cara mengangkat beban (http://www.depkes.go.id/downloads/ Ergonomi.PDF, 2011).
a. Posisi
Kerja
Terdiri
dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani
dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri
dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang
pada dua kaki.
b. Proses Kerja
Para
pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan
sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri
barat dan timur.
c. Tata Letak Tempat Kerja
Display
harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol
yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
d. Mengangkat Beban
Bermacam-macam
cara dalam mengangkat beban yaitu, dengan kepala, bahu, tangan, punggung, dan
sebagainya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung,
jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
1. Menjinjing
Beban
Beban yang
diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO sebagai berikut:
- Laki-laki
dewasa 40 kg
- Wanita dewasa
15-20 kg
- Laki-laki
(16-18 th) 15-20 kg
- Wanita (16-18
th) 12-15 kg
2. Organisasi
Kerja
Pekerjaan harus
diatur dengan berbagai cara:
- Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun
- Frekuensi pergerakan diminimalisasi
- Jarak mengangkat beban dikurangi
- Dalam membawa beban perlu diingat
bidangnya tidak licin dan
mengangkat tidak Terlalu tinggi.
- Prinsip
ergonomi yang relevan bisa diterapkan.
3.
Metode Mengangkat Beban
Semua
pekerja harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetik
Dari Pedoman penanganan harus dipakai yang
didasarkan pada dua
prinsip:
- Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung
- Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung
- Untuk
memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat
badan.
Metoda ini
termasuk 5 faktor dasar :
-
Posisi kaki yang benar
-
Punggung kuat dan kekar
-
Posisi lengan dekat dengan tubuh
-
Mengangkat dengan benar
- Menggunakan
berat badan
4.
Supervisi Medis
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat
supervisi medis teratur.
-
Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan bebankerjanya.
-
Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan.
-
Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita
muda dan yang sudah berumur.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penerapan Ergonomi di tempat kerja
bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman,
selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu
kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah
dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab
terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan
pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun
lintas sektor terkait dalam pembinaannya
B. Saran
Ø Pendekatan disiplin ergonomi
diarahkan pada upaya memperbaiki performansi kerja manusia seperti menambah
kecepatan kerja, accuracy, keselamatan kerja disamping untuk mengurangi energi
kerja yang berlebihan serta mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat.
Disamping itu disiplin ergonomi diharapkan mampu memperbaiki pendayagunaan
sumber daya manusia serta meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan
kesalahan manusia (human errors). Manusia adalah manusia, bukannya mesin. Mesin
tidak seharusnya mengatur manusia, untuk itu bebanilah manusia
(operator/pekerja) dengan tugas-tugas yang manusiawi.
Ø Pendekatan khusus yang ada dalam
disiplin Ergonomi ialah aplikasi yang sistematis dari segala informasi yang
relevan yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia didalam perancangan
peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai.
DAFTAR
PUSTAKA
Sutalaksana,
Iftikar Z. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: ITB.
Tarwaka, Solichul H.B, Lilik S. 2004. Ergonomi
untuk Keselamatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: Uniba Press.
http://merulalia.wordpress.com/2011/01/17/pengertian-ergonomi/,
2011
http://sobatbaru.blogspot.com/2010/03/pengertian-ergonomi.html,
2011
http://www.depkes.go.id/downloads/
Ergonomi.PDF, 2011
http://www.scribd.com/doc/40564926
/Pengertian-ergonomi, 2011
http://www.scribd.com/doc/52919176/7/Aplikasi-Ergonomi,
2011
http://www.rahmandtb.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar